YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Perusahaan yang tidak menyadari setiap kejadian dan sumber risiko keberlanjutan akan mengalami kerugian besar. Karena itu dibutuhkan strategi mitigasi resiko agar kerugian bisa dihindarkan.
Demikian diungkapkan Sela Handayani, Mahasiswa Magister Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (FTI UII) kepada wartawan di Yogyakarta, Senin (13/5/2019). Penyertaan tersebut diungkapkan setelah melakukan penelitian terhadap perusahaan manufaktur, PT YPTI Yogyakarta.
Penelitian untuk menyusun tesis berjudul ‘Perancangan Mitigasi Risiko Berkelanjutan pada Perusahaan Manufaktur’dilaksanakan Januari-Maret 2019. Sela Handayani di bawah bimbingan Dr Ir Elisa Kusrini, MT, CPIM, CSCP, dosen Magister Teknik Industri yang juga pakar Supply Chain Management (SCM).
Lebih lanjut Sela mengatakan tujuan penelitian ini untuk merancang strategi mitigasi risiko keberlanjutan yang paling efektif dalam menangani sumber risiko yang terjadi pada PT. YPTI Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode FMEA untuk indentifikasi kejadian dan sumber risiko dan HOR untuk menganalisis dan merancang aksi mitigasi risiko.
“Diperoleh 14 kejadian risiko dan 39 sumber risiko yang terjadi di perusahaan dengan menggunakan metode FMEA. Sedangkan, dengan menggunakan metode HOR, diperoleh 15 aksi mitigasi untuk risiko keberlanjutan yang diprioritaskan, salah satunya yaitu mengadakan pendidikan dan pelatihan tentang penggunaan energi yang ramah lingkungan pada perusahaan PT YPTI Yogyakarta,” katanya.
Selain itu, kata Sela, ditinjau dari aspek biaya lebih murah. Total biaya yang dikeluarkan untuk aksi mitigasi risiko sebesar Rp. 809.500.000, sedangkan kerugian perusahaan apabila tidak menerapkan aksi mitigasi sebesar Rp 940.000.000. “Terdapat beberapa alternatif yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengantisipasi besaran biaya mitigasi risiko, salah satunya yaitu dengan cara angsuran per bulan atau per tahun sesuai dengan prioritas aksi mitigasi risiko,” katanya.