Irving Paputungan : Soft Computing Memudahkan Penyelesaian Masalah di Berbagai Bidang

Irving Vitra Paputungan saat menyampaikan materi Webinar Soft Computing and Algorithm. (foto : istimewa)
Irving Vitra Paputungan saat menyampaikan materi Webinar Soft Computing and Algorithm. (foto : istimewa)

YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Di era Artificial Intelligence (AI), Soft Computing sebagai payung besar algoritma-algoritma atau metode-metode penyelesaian memudahkan penyelesaian masalah. Penyelesaian masalah menggunakan Soft Computing tidak selalu dalam bentuk pengembangan aplikasi, tetapi dapat melakukan analisis menggunakan tools yang telah tersedia.

Hal tersebut diungkapkan Ir Irving Vitra Paputungan, ST, MSc, PhD, Ketua Program Studi Magister Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia (FTI UII) Yogyakarta pada Webinar Soft Computing and Algorithm, Sabtu (14/6/2025). Soft Computing adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan jenis algoritma yang menghasilkan solusi perkiraan untuk masalah tingkat tinggi yang tidak dapat dipecahkan dalam ilmu komputer.

Bacaan Lainnya

Lebih lanjut Irving menjelaskan Soft Computing memungkinkan sistem untuk menangani ketidakpastian dan kompleksitas dengan pendekatan yang lebih adaptif. Sedang Transformasi Digital bertujuan untuk mengintegrasikan teknologi baru guna meningkatkan operasional dan inovasi dalam berbagai sektor.

Menurut Irving, setidaknya ada tiga cara Soft Computing mendukung transformasi digital. Pertama, pengolahan data yang lebih cerdas. Sehingga Soft Computing membantu dalam analisis big data dan pengambilan keputusan berbasis AI.

Kedua, Optimasi Sistem. Algoritma genetika dan jaringan saraf tiruan digunakan untuk meningkatkan efisiensi dalam berbagai aplikasi digital. Ketiga, Automasi dan Kecerdasan Buatan. Soft Computing memungkinkan sistem untuk belajar dari data dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan.

Di bidang kesehatan, kata Irving, Soft Computing dapat mendiagnosis dan memprediksi penyakit. “Dengan jaringan saraf tiruan, sistem dapat menganalisis data pasien untuk mendeteksi pola yang mengindikasikan risiko penyakit, memungkinkan intervensi dini,” kata Irving.

Pada telemedisin dan konsultasi jarak jauh, kata Irving, Soft Computing mendukung AI dalam telemedisin. Hal ini memungkinkan dokter memberikan diagnosis dan rekomendasi pengobatan secara virtual, terutama bagi pasien di daerah terpencil.

Selanjutnya, tambah Irving, di Manajemen Rekam Medis Elektronik (EHR), Soft Computing dengan logika fuzzy, sistem dapat mengelola dan menyaring informasi pasien secara lebih efisien, membantu tenaga medis dalam pengambilan keputusan. Selanjutnya, pada Optimasi Jadwal dan Manajemen Rumah Sakit, Soft Computing digunakan untuk mengoptimalkan jadwal dokter dan pasien, mengurangi waktu tunggu dan meningkatkan efisiensi operasional rumah sakit.

“Pada Deteksi Anomali dan Keamanan Data Medis, Soft Computing membantu dalam keamanan siber, mendeteksi pola mencurigakan dalam sistem rumah sakit untuk mencegah pelanggaran data,” tandas Irving.

Soft Computing, kata Irving, juga bermanfaat bagi perusahaan-perusahaan besar. Di bidang Manajemen Data dan Analitik, Soft Computing membantu perusahaan dalam mengolah big data untuk mendapatkan wawasan bisnis yang lebih akurat dan mendukung pengambilan keputusan strategis. Selanjutnya di Optimasi Supply Chain, Algoritma genetika digunakan untuk meningkatkan efisiensi dalam rantai pasokan, mengurangi biaya operasional, dan mempercepat distribusi produk.

Sedang bidang Automasi Proses Bisnis, Soft Computing dengan logika fuzzy dan jaringan saraf tiruan, perusahaan dapat mengotomatisasi berbagai proses, seperti manajemen inventaris dan layanan pelanggan berbasis AI. Bidang Personalisasi Layanan Pelanggan, Soft Computing yang didukung AI memungkinkan perusahaan dapat memberikan rekomendasi produk dan layanan yang lebih relevan bagi pelanggan.

Di bidang Forensika Digital, kata Irving, Soft Computing dapat mendeteksi dan menganalisa malware. Soft Computing dengan jaringan saraf tiruan, sistem dapat mengidentifikasi pola serangan siber dan mendeteksi malware yang tersembunyi.

Pada Pemulihan Data yang Hilang atau Dihapus, Algoritma dalam Soft Computing membantu dalam rekonstruksi file yang telah dihapus atau rusak. “Di bidang Analisis Jejak Digital, Soft Computing digunakan untuk menelusuri aktivitas pengguna dalam sistem, membantu investigasi kejahatan siber,” tandas Irving. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *