Mahasiswi UII Temukan Masker Penangkal Paparan Asap Rokok

Masker Mikrofilter karya mahasiswi D3 Analisis Kimia, FMIPA UII Yogyakarta, Jumat (12/7/2019). (foto : heri purwata)

YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Tiga mahasiswi Program Studi D3 Analisis Kimia, Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Indonesia (FMIPA UII) berhasil menemukan masker mikrofilter untuk menangkal dari bahaya asap rokok dari tanamn alang-alang. Imas Siti Nurhamidah, Nofa Armelia Sari (angkatan 2017), dan Syahila Alimah Muliana (2018) mendapat dana hibah Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Penelitian Eksakta dari Kementerian Riset Teknologi Perguruan Tinggi (Kemenristekdikti).

“Masker Mikrofilter ini berguna untuk melindungi orang-orang yang pasif merokok. Baik di tempat umum maupun di ruangan yang banyak perokoknya. Tapi saat ini masih dalam bentuk lembaran, belum dipotong-potong dengan kemasan yang bagus,” kata Imas, ketua kelompok di kampus FMIPA UII, Jumat (12/7/2019).

Bacaan Lainnya

Lebih lanjut Imas yang berada di bawah bimbingan Dosen Kuntari SSi, MSi, menjelaskan masker mikrofilter temuannya dibuat dari tanaman alang-alang atau dalam bahasa latinnya, Imperata cylindrica. Tanaman yang banyak ditemui di berbagai tempat dan belum digunakan secara optimal ini diolah untuk diambil sintesis metil selulosa.

Tiga mahasiswi D3 Analisis Kimia FMIPA UII yang menemukan Masker Mikrofilter untuk menangkal paparan asap rokok. (foto : heri purwata)

Selulosa, jelas Imas, merupakan senyawa yang diduga mampu menghambat paparan asap rokok. Mengutip Paskawati, alang-alang memiliki kandungan selulosa sekitar 40,28%.

“Pada penelitian ini kami memanfaatkan alang-alang sebagai bahan baku utama dalam pembuatan masker mikrofilter sebagai solusi mengurangi jumlah perokok pasif dengan menggunakan metode asetilasi konvensional selulosa,” kata Imas yang didampingi Nofa dan Syahila.

Penelitian ini, kata Imas, menggunakan serbuk alang-alang melalui tahapan maserasi yang diambil endapannya. Selanjutnya, endapan direndam dengan NaOH 17,5% dan diperoleh selulosa. Kemudian hasilnya di uji FTIR (Fourier Tansform Infrared Spectroscopy).

Metode asetilasi menggunakan asam asetat anhidrida, asam asetat glasial, dan penambahan asam sulfat pekat dengan variasi volume 10, 15 dan 20 mL. Hal ini dimaksudkan untuk menghasilkan metil selulosa yang optimum dalam bentuk larutan dope. Setelah itu dicetak dalam pelat kaca dengan menggunakan media poliester,” jelas Imas.

Hasil akhir penelitian ini dianalisa menggunakan SEM (Scanning Electron Microscope) untuk diuji kerapatan partikelnya. Hasilnya, masih perlu dilakukan uji lanjutan untuk mengetahui efektivitas masker mikrofilter penangkal paparan asap rokok berbahan dasar alang-alang.

Penelitian ini, kata Imas, diilhami semakin banyak pengguna rokok. Hal ini menyebabkan banyak orang yang tidak merokok pun terpapar asapnya. “Almarhum Bapak Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana,red) meninggal akibat terpapar asap rokok. Asap rokok yang mengudara akan sangat merugikan orang lain di sekitar perokok,” tandas Imas.

Imas dan kawan-kawan berharap hasil temuan ini bisa dikembangkan lebih lanjut dan dibuat kemasan yang bagus. Sehingga temuan ini bisa menjadi sumbangan untuk mengurangi jumlah orang yang terpapar asap rokok atau perokok pasif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *