MTI UII Utamakan Kualitas Lulusan

Prof Hari Purnomo saat memberikan sambutan pada pelepasan MTI FTI UII Yogyakarta, Jumat (28/6/2019) malam. (foto : heri purwata)

YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Dekan Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia (FTI UII), Prof Dr Ir Hari Purnomo MT, menandaskan Magister Teknik Industri (MTI) mendidik mahasiswa tidak hanya untuk mendapatkan ijazah saja. Tetapi mahasiswa MTI harus memiliki keahlian sesuai dengan bidangnya sebelum mereka dinyatakan lulus.

Hari Purnomo menandaskan hal tersebut pada pelepasan 12 lulusan MTI di Yogyakarta, Jumat (28/6/2019) malam. Mereka mengikuti acara wisuda yang dilaksanakan UII di Auditorium Kahar Mudzakkir Kampus UII, Sabtu (29/6/2019).

Bacaan Lainnya

Lebih lanjut Hari Purnomo mengungkapkan persaingan dunia pendidikan sangat ketat. Sehingga lembaga pendidikan dituntut dapat menciptakan lulusan yang benar-benar ahli di bidangnya.

Lulusan MTI UII foto bersama dengan dosen dan orangtua di Yogyakarta, Jumat (28/6/2019) malam. (foto : heri purwata)

Karena itu, kata Hari, untuk menciptakan lulusan yang hebat, pihaknya tidak segan-segan untuk memberikan tugas yang cukup berat kepada mahasiswa pascasarjana. “Banyak mahasiswa sampai nangis-nangis ketika mengikuti kuliah saya. Saya tidak mau kualitas pascasarjana UII lebih rendah dari pada perguruan tinggi lain,” kata Hari yang juga pakar ergonomi.

Dijelaskan Hari, pendidikan tingkat Magister (S2) menekankan mahasiswa agar memiliki keahlian. Sedangkan tingkat sarjana (S1), pendidikan teori dasar dan menangani kasus-kasus sederhana. Tingkat doktor (S3), menekankan agar mahasiswa bisa menemukan sesuatu yang baru.

Kepada alumni, Hari berpesan agar tetap menjaga nama baik alumni UII. Selain itu, setiap ada kesempatan agar alumni MTI langsung mengambilnya. “Kesempatan itu datannya hanya sekali, maka harus digunakan sebaik-baiknya,” tandasnya.

Sementara Ketua Program Studi Teknik Industri, Program Magister, Winda Nur Cahyo, ST, MT, PhD mengatakan kunci kesuksesan mahasiswa pascasarjana tergantung dari dorongan keluarga. “Dukungan keluarga (dari suami, isteri, dan orang tua) itu sangat berpengaruh luar biasa terhadap keberhasilan mahasiswa pascasarjana,” kata Winda.