Prodi Magister Akuntansi UII Gelar 5th NCAF

Jaka Sriyana, Dekan FBE UII saat membukan NCAF ke 5 secara Daring, Rabu (29/9/2021). (foto : screenshot/youtube/heri purwata) )

YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Program Studi (Prodi) Magister Akuntansi Fakultas Bisnis & Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) menggelar 5th National Conference on Accounting and Finance (NCAF) 2021, Rabu – Kamis (29-30/9/2021). Konferensi yang digelar bersama Ikatan Akuntan Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (IAI DIY) mengangkat tema ‘Strategi dan Kebijakan Perpajakan dalam Pemulihan Ekonomi Nasional.

Dekan Fakultas FBE UII, Prof Dr Jaka Sriyana SE, MSi mengatakan pajak merupakan masa depan Indonesia. Kemajuan dan kejayaan Indonesia di masa datang akan sangat dipengaruhi oleh kekuatan pajak yang mampu dihimpun yang ditopang dengan efisiensi dan efektivitas sistem, strategi, dan kebijakan perpajakan yang dijalankan.

Bacaan Lainnya

Namun di sisi lain, kata Jaka Sriyana, pandemi Covid-19 telah menurunkan tingkat kemampuan pembayar pajak dalam memenuhi kewajibannya. Karena itu, Jaka Sriyana menyambut baik 5th NCAF yang diikuti banyak perguruan di Indonesia.

“Insyallah konferensi ini bisa menghasilkan rumusan, pandangan yang bisa didiskusikan dan memberi manfaat pada kita,” kata Jaka Sriyana saat membuka konferensi ini, Rabu (29/9/2021).

Sementara Ketua Panitia 5th NCAF, Dr Mahmudi, SE, MSi, Ak, CA, CMA mengatakan pajak merupakan sumber pendapatan negara paling utama dan terbesar sejak dua dasawarsa terakhir. Penerimaan perpajakan memberikan kontribusi 80-85% terhadap total penerimaan negara. Dalam APBN tahun 2021, penerimaan perpajakan diproyeksikan sebesar 82,8% dari total penerimaan negara.

Menurut Mahmudi, sebagai sumber penerimaan negara yang utama, maka perpajakan perlu terus diperbaiki tata kelolanya. Dari sisi fiskus, pemerintah perlu melakukan reformasi perpajakan secara menyeluruh mulai dari perbaikan kebijakan dan regulasi, efisiensi kelembagaan pajak dan perbaikan sistem administrasi, serta peningkatan transparansi dan akuntabilitas pajak.

Realisasi penerimaan pajak, kata Mahmudi, sangat berkaitan erat dengan kondisi ekonomi, baik lokal, nasional, regional, maupun internasional. Sejak pertengahan tahun 2020 yang lalu Indonesia menghadapi resesi ekonomi yang diakibatkan pandemi Covid-19. Hingga saat ini pun pendemi Covid-19 belum juga berlalu dan belum bisa dikendalikan sepenuhnya.

“Hal ini tentu akan menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah untuk merealisasikan target penerimaan pajak dalam APBN 2021. Meskipun pandemi belum usai, namun optimisme harus tetap dijaga. Melalui program vaksinasi massal dan upaya medis bagi penyintas Covid semoga wabah bisa segera diatasi dan kehidupan ekonomi masyarakat bisa kembali normal,” kata Mahmudi.

Untuk mencari jalan keluar, kata Mahmudi, Prodi Magister Akuntasi FBE UII menggelar NCAF kelima. Konferensi ini empat pembicara yaitu Prof Mardiasmo (Ketua Komite Pengawas Perpajakan), Yunipan Nur Yogananta, SE, MBA (Kabid Penyulahan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat Kanwil DJP DIY), Darussalam, SE, Ak, CA, MSi, LLM.Int.Tax (Managing Partner Danny Darussalam Tax Center), dan H Herry Zudianto, SE, MM (Owner Margaria Group). Sedang moderator Sekretaris Prodi Akuntansi IP UII, Ayu Chairina Laksmi, SE, MApp.Com., MRes., PhD, Ak, CA.

Konferensi ini mendapat sambutan dari berbagai perguruan tinggi wilayah Indonesia. Ada 20 universitas yang menjadi co-host yaitu Universitas Widyagama Malang, Universitas Mercubuana Jakarta, Universitas Sumatera Utara, Universitas Aisyiah Yogyakarta, UPN Veteran Yogyakarta, Universitas Islam Bandung, Universitas Labuhan Batu Sumatera Utara, Universitas Syiah Kuala, Universitas Riau Kepulauan, Universitas Potensi Utama, Universitas Amikom Yogyakarta, Universitas Cendrawasih, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, UPN Veteran Jakarta, Universitas Andalas, Universitas Yapis Papua, Universitas Mulawarman, AA YKPN dan Universitas Sarjanawiyata Taman Siswa.

“Jumlah paper yang dipresentasikan di konferensi nasional ini, sebanyak 116 paper. Peserta konferensi berasal dari berbagai universitas di Indonesia. Peserta konferensi juga berasal dari berbagai daerah di Indonesia, di antaranya dari Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua,” kata Mahmudi.

Mahmudi mengharapkan kegiatan ini dapat menjadi kegiatan nasional yang memberi dampak pengetahuan yang komprehensif. Sehingga budaya akademik dapat semakin kuat terasa demi terciptanya pengembangan keilmuan akuntansi yang lebih baik di tahun-tahun yang akan datang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *