MTI UII Gelar Kuliah Umum Bagi Mahasiswa Baru

Prof Richard Dwight dari University of Wollongong (kiri atas) saat memberikan kuliah kepada mahasiswa baru MTI FTI UII, Sabtu (25/9/2021).(foto : istimewa)

YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Program Studi (Prodi) Magister Teknik Industri (MTI), Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia (FTI UII) selenggarakan Kuliah Umum secara Daring (dalam jaringan) bagi mahasiswa baru 2021/2022, Sabtu (25/9/2021). Kuliah Umum menghadirkan pembicara Ir Winda Nur Cahyo, ST, MT, PhD, IPM, Ismail Fahmi PhD, Bambang Wijaya, dan Prof Richard Dwight.

Kuliah Umum dibuka Dekan FTI UII, Prof Dr Ir Hari Purnomo MT, IPU yang didampingi pembicara Ir Winda Nur Cahyo, ST, MT, PhD, IPM, Ketua Prodi Teknik Industri, Program Magister FTI UII. Semester ganjil ini, Prodi MTI FTI UII menerima sebanyak 38 mahasiswa baru, tiga di antaranya berasal dari Irak dan Arab Saudi.

Bacaan Lainnya

Hari Purnomo berpesan agar mahasiswa baru dapat menggunakan waktu seefisien mungkin sehingga bisa menyelesaikan studi tercepat selama 1,5 tahun. Di program magister, kata Hari, tidak mempelajari ilmu dasar lagi. Namun pelajarannya lebih banyak ditekankan pada penulisan hasil penelitian.

“Pembelajaran S2, bagaimana cara menulis. Setiap hari mahasiswa dituntut untuk menulis dan mempelajari metodologi penelitian. Tidak ada pelajaran ilmu dasar, karena ilmu dasar sudah selesai di level 6 atau S1,” kata Hari Purnomo.

Kuliah Umum ini dilaksanakan dalam dua sesi. Sesi pertama mengangkat tema ‘Engineering Asset Management for Productivity Improvement’ dengan pembicara Prof Richard Dwight dari University of Wollongong dan Winda Nur Cahyo, dosen Prodi MTI UII.

Sedang sesi kedua, mengangkat tema ‘Peran Business Intelligence Dalam Pemasaran Digital.’ Pembicaranya, Bambang Wijaya, SE, Founder & Direktur PT Dekor Asia Jayakarya dan Ismail Fahmi, PhD, Founder Drone Emprit and Media Kernels yang juga dosen MTI UII.

Dalam paparannya, Bambang Wijaya mengatakan di dunia bisnis tingkat persaingan antar industri-industri sangat tajam.  Bahkan dengan kemajuan teknologi setiap  perusahaan berusaha untuk selalu meningkatkan kualitas produksi maupun manajemen pemasarannya. Tujuannya, mereka akan memperoleh keuntungan sesuai yang diinginkan.

Menurut Bambang, Business intelligence Dalam Pemasaran Digital merupakan sebuah proses bisnis yang memanfaatkan teknologi untuk menganalisa data dan menyajikan informasi yang mudah dipahami untuk keperluan bisnis. “Data-data yang dihasilkan akan sangat akurat sehingga Anda bisa mengambil keputusan bisnis yang lebih baik. Untuk contoh Business Intelligence saat ini tentunya sudah memanfaatkan basis teknologi yang modern, yaitu pemanfaatan teknologi berbasis website, media sosial, marketplace, fairtrade dan lain-lain,” kata Bambang.

Sedang Ismail Fahmi mengatakan analisis percakapan di media sosial (Medsos) dapat dijadikan kunci sukses perusahaan, lembaga serta organisasi sosial, dan politik di era revolusi industri 4.0. Analisis tersebut membuat pola pemikiran manusia berubah cenderung mempermudah sesuatu.
 
Business intelligence, kata Ismail, merupakan salah satu kemampuan menganalisis dan memanfaatkan data besar (big data) di media sosial dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan sikap dan kebijakan mencapai kesuksesan. Business intelligence juga sebagai akselerasi transformasi proses bisnis bagi perusahaan dengan memanfaatkan big data media sosial.

Big data untuk memudahkan menentukan sikap mengambil kebijakan bisnis meningkatkan modal dan produksi serta kebijakan suatu organisasi dan lembaga dalam mensukseskan suatu program kerjanya. Melalui big data, dapat diketahui produk apa saja yang sedang laris dan tidak laku. Orang juga dapat mengetahui hal-hal apa saja yang sedang menjadi perhatian atau percakapan masyarakat.
 
“Mengetahui informasi tersebut dapat membantu menentukan arah hal-hal apa saja yang harus dilakukan dan tidak dilakukan untuk meraih kesuksesan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai,” kata Ismail.

Sementara Winda Nur Cahyo menjelaskan Business Intelligence merupakan kunci sukses bagi perusahaan dalam mengembangkan bisnisnya di era revolusi industri 4.0. Hal tersebut dipengaruhi kemampuan pemanfaatan big data.
 
“Industri 4.0 berbasis data. Hanya saja, hingga kini masih banyak perusahaan di Indonesia belum terlalu peduli terhadap pentingnya data.  Data masih tersebar di mana-mana dan tidak dikumpulkan. Padahal data base sangat menentukan arah kemajuan perusahaan ke depan,” kata Winda.
 
Magister Teknik Industri, kata Winda, memiliki konsen secara akademik, mendorong  perusahaan maupun pelaku UMKM, bersama peneliti, dosen dan mahasiswa untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah. Salah satunya memanfaatkan Drone Emprit Academic (DEA) UII dapat berkolaborasi  dengan MTI FTI UII.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *