Mahasiswa Apoteker UII Sosialisasi TOSS TB di Candirejo

Mahasiswa Profesi Apoteker UII saat melakukan penyuluhan TOSS TB di Dusun Candirejo, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, Jumat (8/11/2019). (foto : istimewa)

SLEMAN, JOGPAPER.NET — Sebanyak delapan mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker (PSPA), Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia (FMIPA UII) melakukan penyuluhan Temukan Tuberkulosis, Obati Sampai Sembuh (TOSS TB). Penyuluhan TOSS TB dilaksanakan di RT 02 Dusun Candirejo, Desa Sardonoharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jumat (8/11/2019).

Delapan mahasiswa adalah Dian Nida Salsabila, Fitrah Hidayati, Robiatul Adhawiyah, Silmi Fauzi Izza Tsani, Adnan Muhammad Uno J Hidayat, Baiq Meilina Dilla Vatika Sari, Alyani Dina Ikawati dan Isnaini Adinda Pratiwi. Mahasiswa Profesi Apoteker angkatan 35 ini berada di bawah bimbingan Dr Farida Hayati MSi, Apt.

Bacaan Lainnya

Dijelaskan Adnan Muhammad Uno, koordinator penyuluhan sasarannya ibu-ibu warga RT 02 Candirejo. Penyuluhan ini memaparkan informasi mengenai gambaran umum tentang TB, media penularan, faktor resiko, cara pencegahan, etika batuk/bersin yang baik. Selain itu, Program yang dilakukan bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman juga dilakukan pemeriksaan dan pengobatan TB secara gratis.

Kegiatan ini, kata Adnan, bertujuan agar masyarakat sadar terhadap bahaya TB, cara mencegah penularan, beserta cara untuk menanggulanginya. “Harapannya warga Dusun Candirejo turut mendukung cita-cita Indonesia Bebas TB 2050 dengan melaksanakan program TOSS TB,” kata Adnan.

TOSS TB, jelas Adnan, merupakan program Pemerintah Indonesia untuk menemukan, mendiagnosis, mengobati dan menyembuhkan pasien tuberkulosis (TB) guna mencegah penularan penyakit tersebut secara luas. Penyakit TB merupakan salah satu dari 10 penyebab kematian dan diperkirakan terdapat 10.000.000 kasus TB di Indonesia.

Penyakit TB, kata Adnan, merupakan penyakit yang disebabkan bakteri Mycobacterium Tuberculosis dan bukan penyakit keturunan atau penyakit yang disebabkan guna-guna. Masyarakat umum biasa mengenal penyakit ini dengan sebutan paru-paru basah atau flek.

Penyakit ini dapat disembuhkan apabila pasien berobat dengan teratur dan sampai selesai. TB dapat ditularkan melalui udara dari percikan dahak pasien TB apabila ketika batuk pasien tidak menutup mulut. Karena itu, penyakit ini tidak ditularkan melalui perlengkapan pribadi pasien seperti alat makan, pakaian atau tempat tidur apabila peralatan tersebut dijaga kebersihannya.

Penyakit TB memiliki gejala umum dan gejala khusus. Gejala umum penyakit ini di antaranya, batuk terus menerus selama lebih dari dua minggu dengan atau tanpa mengeluarkan dahak. Sedangkan gejala khususnya, demam dan meriang berkepanjangan, sesak nafas dan nyeri dada, berat badan menurun, kadang dahaknya bercampur dengan darah, nafsu makan menurun dan berkeringat di malam hari meski tanpa melakukan kegiatan.

“Apabila ada warga yang mengalami gejala-gejala tersebut sangat disarankan untuk memeriksakan diri ke Puskesmas dan tidak dipungut biaya sama sekali,” kata Adnan.

Orang yang paling rentan terkena penyakit ini adalah anak-anak, orang HIV/AIDS, orang usia lanjut, pasien diabetes mellitus, perokok dan orang terdekat dengan pasien TB. Upaya pencegahan, di antaranya minum obat secara teratur, menutup mulut saat batuk menggunakan tisu atau lengan, tidak membuang dahak sembarangan dan menciptakan lingkungan rumah yang sehat dengan memperhatikan ventilasi udara, kebersihan rumah serta sinar matahari harus masuk ke dalam rumah.

Salah satu warga Dusun Candirejo, Tria, menuturkan kegiatan ini sangat mendidik sekali bagi warga desa. Mereka menjadi tahu ciri-ciri orang terkena penyakit tuberkolosis dan pencegahannya.

“Kegiatan penyuluhan TOSS TB ini sangat bagus. Saya setuju jika program ini dilanjutkan sehingga banyak masyarakat yang lebih paham tentang apa itu TB dan bahayanya,” kata Tria.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *