Era Industri 4.0 Mengubah Budaya Kerja Karyawan 

Adityanto Prayogo (kanan) dan Wawan Setiawan saat memberi keterangan kepada wartawan di FTI UII, Kamis (13/9/2018). (foto : heri purwata)

YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Era Revolusi Industri 4.0 telah mengubah budaya kerja karyawan dalam perusahaan. Karyawan bekerja tidak lagi menggunakan paper based, tetapi sudah beralih ke digital based. Sehingga karyawan harus bisa kerjasama dan memiliki inisiatif sendiri untuk memajukan perusahaan.

Demikian diungkapkan Adityanto Prayogo SPsi, Kepala Bagian Manajemen Kinerja pada PT Bio Farma sebelum memberikan kuliah umum pada mahasiswa magister Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (FTI UII), Kamis (13/9/2018). Selain Adityanto, juga hadir Drs Wawan Setiawan MM, Kepala Divisi Human Capital, serta Hotman Permadi, Bagian Manajemen Aset PT Bio Farma (Persero).

Bacaan Lainnya

Lebih lanjut Adityanto Prayogo menjelaskan PT Bio Farma sudah menerapkan digital based melalui program e-correspondent. Sehingga rapat-rapat tidak lagi digelar di kantor, tetapi dilakukan melalui WhatsApp Group (WAG). “Dengan cara ini bisa memangkas banyak waktu dan lebih efisien. Pengambilan keputusan tidak harus secara formal,” kata Adityanto.

Sistem kerja era Industri 4.0, kata Adityanto, menuntut karyawan memiliki inisiatif sendiri bagaimana bisa memajukan perusahaan. Karyawan tidak hanya bisa menggunakan WA, Instrgram, atau media sosial lainnya. Tetapi karyawan dituntut untuk menggunakan media sosial untuk memajukan perusahaan.

“PT Bio Farma memiliki 30 digital troops yang harus digunakan karyawan untuk memajukan perusahaan. Digital troops itu digunakan untuk membranding perusahaan, meningkatkann omset, serta meningkatkan keahlian karyawan,” jelas Adityanto.

Karena itu, Adityanto berpesan agar mahasiswa memperkuat kemampuan softskill agar bisa bekerjasama di tempat kerjanya. Keberhasilan seorang karyawan dalam perusahaan itu ditentukan softskill dan leadership sebesar 85 persen, sedang hardskill-nya hanya 15 persen.

Sedang Wawan Setiawan menjelaskan kemajuan perusahaan tidak hanya berdasarkan teknologi yang digunakan. Tetapi karyawan juga memerlukan perhatian dari perusahaan sehingga mereka tetap memiliki semangat untuk bekerja keras.

Salah satunya perusahaan memberikan fasilitas bagi karyawan dan keluarganya. Hal yang dilakukan PT Bio Farma, setiap tahun mengadakan gathering karyawan dan keluarganya, baik di dalam maupun luar negeri. “Bulan Oktober ini akan dilaksanakan di Yogyakarta,” kata Wawan.

Adanya fasilitas perusahaan dan kemajuan teknologi ini membuat produktivitas karyawan meningkat. Tahun 2008, PT Bio Farma mengekspor vaksin ke 117 negara dengan omset sebesar Rp 800 miliar. Namun kini tahun 2018, PT Bio Farma telah mengekspor vaksin ke 140 negara dan omsetnya mencapai Rp 3,2 triliun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *