Permasalahan Lingkungan Sudah Komplek dan Mendesak Butuh Tenaga Profesional

Magister Lingkungan
Peluncuran Prodi Magister Teknik Lingkungan FTSP UII Yogyakarta, Rabu (23/11/2022). (foto : heri purwata)

YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Permasalahan lingkungan hidup saat ini sudah semakin komplek. Sehingga sudah mendesak membutuhkan orang-orang profesional di bidang teknik lingkungan untuk memecahkan berbagai permasalah tersebut.

“Itulah alasan Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia (UII) membuka Program Magister Teknik Lingkungan,” kata Ketua Prodi Teknik Lingkungan FTSP UII, Dr Eng Awaludin Nurmiyanto ST, M Eng, kepada wartawan Rabu (23/11/2022).

Bacaan Lainnya

Grand Launching Magister Teknik Lingkungan dilaksanakan di Gedung Kuliah Umum (GKU) Prof dr M Sardjito, Kampus Terpadu UII. Pembukaan dilakukan Dr Raden Bagus Fajriya Hakim, SSi, MSi, mewakili Rektor UII, Prof Fathul Wahid ST, MSc, PhD, didampingi Awaludin Nurmiyanto dan Dekan FTSP UII, Dr-Ing Ir Ilya Fadjar Maharika, MA, IAI.

Selanjutnya dilaksanakan Diskusi Imaji Pengelolaan Lingkungan Menuju 100 Tahun Indonesia Merdeka. Diskusi menghadirkan Prof Dr-Ing Ir Widodo Brotowiyono MSc dari UII, Prof Ir Joni Hermana MSc.Es, PhD dari Institut Teknologi Surabaya (ITS) dan Prof Dr Ir Enri Damanhuri dari Institut Teknologi Bandung (ITB).

Lebih lanjut Awaludin mengatakan Prodi Teknik Lingkungan FTSP UII sudah berdiri sejak tahun 1999 dan kini berumur 23 tahun. “Kita sudah memiliki satu orang Guru Besar, 16 doktor, dosen studi doktor ada enam orang. Saya kira itu, sudah cukup untuk membuka satu Progam Studi (Prodi) Magister Teknik Lingkungan,” kata Awaludin.

Magister Teknik Lingkungan UII, tambah Awaludin, memiliki dua konsentrasi yaitu Infrastruktur Lingkungan dan Managemen Lingkungan. Infrastruktur Lingkungan fokus pada pengelolaan sampah, air limbah dan lain-lain. Sedang Manajemen Lingkungan fokus pada manajemen lingkungan seperti mengendalikan lingkungan, melakukan analisis resiko terhadap pecemaran lingkungan.

“Kekhasan kita dalam perancangan teknologi lingkungan atau rekayasa lingkungan berbasis resiko. Sehingga nanti teknologi atau sistem yang dirancang lebih adaptif terhadap kondisi dan juga menyesuaikan dengan resiko-resiko yang bakal terjadi,” terang Awaludin.

Untuk semester ganjil, kata Awaludin, sudah ada 13 orang mahasiswa. Mahasiswa yang diterima pada konsentrasi Infrastruktur dan Manajemen Lingkungan berlatar belakang Teknuk seperti Teknik Sipil, Teknik Lingkungan, Kimia dan teknik-teknik yang lain.

“Bagi rekan-rekan yang memiliki latar belakang Ilmu Sosial, dan ingin melanjutkan Magister Lingkungan harus mengikuti matrikulasi dan nanti diarahkan ke konsentrasi Manajemen Lingkungan,” jelas Awaludin. (*)