KKN PPM UII 61 Hibahkan Dua Alat Destilasi Minyak Atsiri ke Desa Loano

Noor Fitri (kanan) menyerahkan hibah alat destilasi kepada Sutanto di Loano, Purworejo, Selasa (11/8/2020). (foto : istimewa)

PURWOREJO, JOGPAPER.NET — Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat Universitas Islam Indonesia (KKN-PPM UII) 61 menghibahkan dua alat destilasi minyak atsiri kepada masyarakat Desa Loano, Kecamatan Loano, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Penyerahan hibah dilakukan dosen pembimbing lapangan, Dr Noor Fitri, MSi kepada Sutanto, Kepala Desa Loano, Selasa (11/8/2020).

Penyerahan alat ini disaksikan Tuti Purwaningsih, SStat, MSi, dosen pembimbing lapangan 2, perangkat Desa Loano, perwakilan Kecamatan Loano, Kepala BPD Desa Loano, dan masyarakat Desa Loano. Hibah ini merupakan pengabdian masyarakat yang mendapat dana dari Kementerian Riset Teknologi Pendidikan Tinggi (Ristek Dikti) dengan nomor kontrak 102/SP2H/PPM/DRPM/2020 dan Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) UII.

Bacaan Lainnya

Dijelaskan Noor Fitri, alat destilasi minyak atsiri terdiri dari satu unit alat destilasi stainless steel three in one (3 in 1) kapasitas 20 kilogram. Satu unit alat destilasi stainless steel air-uap kapasitas 10 kilogram.

“Keunggulan destilasi air-uap memiliki teknologi sensor panas dan tekanan, sehingga temperatur dan tekanan ketel dapat diatur sesuai yang diinginkan. Sedang keunggulan lain alat destilasi 3 in 1 adalah dapat digunakan untuk tiga proses destilasi, yaitu destilasi air, destilasi air-uap, dan destilasi uap,” kata Noor Fitri.

Lebih lanjut Noor Fitri menjelaskan komponen alat destilasi 3 in 1 terdiri dari boiler sebagai penghasil uap panas, ketel bahan baku, pendingin/kondensor stainless steel, dan kompor pemanas. Alat destilasi ini terbuat dari bahan stainless steel sehingga tidak mudah berkarat, tahan lama dan tahan tekanan tinggi.

Selain menyerahkan hibah alat destilasi minyak atsiri, mahasiswa KKN PPM UII 61 juga memberikan pelatihan secara virtual untuk memproduksi souvenir berbasis atsiri. Di antaranya, hand sanitizer, sabun cuci tangan, sabun cuci piring, lilin aromaterapi, diffuser minyak atsiri, dan wedang uwuh.

“Desa Loano memiliki bahan baku minyak atsiri yang melimpah. Ini merupakan potensi yang sangat besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Loano yang berada pada jalur Candi Borobudur dan Bandara Yogyakarta International Airport (YIA),” kata Tuti.

Sementara Kepala Desa Loano, Sutanto mengatakan Pemerintah Desa Loano sangat senang mendapat hibah alat destilasi ini. Sebab alat ini dapat digunakan untuk menciptakan minyak atsiri yang selanjutnya diolah menjadi produk turunannya. “Alat ini sangat membantu kegiatan BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) Desa Loano,” kata Sutanto. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *