Gaji Pertama Lulusan UII Rp 5,1 Juta Per Bulan

Fathul Wahid saat memimpin Rapat Sidang Senat Milad UII ke 77 secara virtual, Selasa (18/8/2020). (foto: screen shot Youtube)

YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Rektor Universitas Islam Indonesia (UII), Prof Fathul Wahid, ST, MSc, PhD mengatakan berdasarkan survei terhadap 3.591 lulusan tahun 2017, sebanyak 95 persen sudah berkarya. Gaji pertama yang mereka terima sebesar Rp 5.143.360 per bulan.

Rektor UII mengungkapkan hal itu pada Rapat Terbuka Senat Milad UII ke-77 tahun (8 Juli 1945/27 Rajab 1364 H) secara virtual, Selasa (18/8/2020). Pidato Milad oleh dosen Psikologi UII Dr Sus Budiharto, SPsi, MSi, Psi bertema Mengangkat Kesejatian UII.

Bacaan Lainnya

Lebih lanjut Rektor UII mengatakan 95 persen lulusan yang berkarya terdiri 66 persen bekerja, 15 persen membuka bisnis, dan 14 persen studi lanjut. Untuk waktu menunggu mendapatkan pekerjaan sebesar 3,8 bulan dan bekarya 4,8 bulan.

Status tempat bekerja 57 persen perusahaan swasta, dan 43 persen pegawai negeri. Tempat bekerja, 12 persen perusahaan multinasional, 49 persen perusahaan nasional, dan 39 persen perusahaan lokal. “Keseuaian disiplin ilmu dengan tempat bekerja sebesar 82 persen, dan tingkat pendidikan 91 persen,” kata Fathul Wahid.

Dijelaskan Fathul Wahid, UII sebagai pionier pendidikan tinggi di Indonesia berkomitmen menghadirkan program pendidikan unggul. Selain itu, juga terus berupaya mengembangkan diri menjadi institusi pendidikan yang mampu merawat akar pohon kebaikan yang kuat, menjulangkan cabang inovasi yang melesat, serta menghasilkan buah dampak yang lebat. “Sebagai bekal untuk berkhidmat bagi kemaslahatan dan kemajuan bangsa,” katanya.

Sedang Ketua Panitia Milad ke-77 UII, Hangga Fathana, SIP, BInt St, MA, mengatakan milad ke-77 UII mengangkat tema meluhurkan peradaban. Di tengah dinamika globalisasi, peradaban memiliki peran penting untuk menjaga jati diri bangsa.

Peradaban juga merupakan pilar penting dalam menumbuhkan karakter generasi masa depan yang adaptif untuk menghadapi perubahan tanpa harus kehilangan nilai-nilai luhur bangsa. Oleh karenanya, sudah sepatutnya bangsa Indonesia menempatkan peradaban pada posisi yang luhur.

Dalam upaya meluhurkan peradaban tersebut, perguruan tinggi memiliki tanggung
jawab untuk berkontribusi menghasilkan generasi penerus masa depan yang berilmu dan berkarakter. “UII yang pada mulanya bernama STI telah berupaya meluhurkan peradaban melalui dunia pendidikan. Sebagai pionir pendidikan tinggi di Indonesia, UII berperan aktif mencetak generasi yang berilmu amaliah dan beramal ilmiah,” kata Hangga. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *