Kangkung Obat Herbal Anti Diabetes

Farida Hayati. (foto : istimewa)
Farida Hayati.  (foto : istimewa)
Farida Hayati. (foto : istimewa)

SELAMA ini kangkung hanya dikenal sebagai sayuran dan bahan masakan. Semula, tumbuhan ini banyak hidup di tempat berair. Namun kini banyak dibudidayakan di hamparan tanah. Sehingga tanaman ini mudah diperoleh dan tersedia sepanjang tahun.

Kangkung yang hampir setiap hari dikonsumsi ini ternyata mengandung bahan obat herbal untuk penyakit diabetes militus. Ekstrak daun kangkung dinilai memiliki kandungan yang dapat membantu penurunan kadar gula darah dan memperbaiki fungsi pankreas.

“Pengembangan daun kangkung sebagai alternatif pengobatan diabetes melitus (DM) telah kami teliti secara komprehensif meliputi aspek standarisasi ekstrak, efek toksisitas, efek farmakologi, dan studi fitokimianya,” kata peneliti Universitas Islam Indonesia (UII) Dr Farida Hayati MSi Apt kepada wartawan di Yogyakarta, Senin (24/10/2016).Dijelaskan Farida Hayati, penelitiannya berawal dari data empiris yang diyakini masyarakat jika kangkung memiliki khasiat anti diabetes. Ia kemudian menindaklanjuti dengan mengadakan penelitian intensif terhadap kandungan daun kangkung. Selain itu, juga menggandeng peneliti UII lainnya, yakni Pinus Jumaryatno PhD, Arde Toga N, dan Ari Wibowo.

Lebih lanjut Farida menjelaskan berdasarkan hasil penelitiannya, ia cukup optimis jika pembuatan obat herbal dari ekstrak daun kangkung akan semakin nyata terwujud. “Hasil ini tentunya cukup menggembirakan bagi pengembangan terapi pengobatan alternatif penyakit diabetes melitus. Penyakit ini menjadi salah satu penyakit dengan jumlah penderita yang terus meningkat dari tahun ke tahun,” kata Farida yang selama tiga tahun terakhir aktif meneliti kandungan kangkung.

Menurut Farida, salah satu tantangan untuk menghasilkan obat herbal daun kangkung adalah mengekstrak kandungannya menjadi dosis yang kecil namun berkonsentrasi tinggi. “Kalau tidak seperti itu, pembuatan obat jadi kurang efektif karena membutuhkan bahan mentah yang sangat banyak. Sementara ekstrak yang dihasilkan harus optimal,” tambahnya.

Farida Hayati juga memastikan pemberian ekstrak daun kangkung tidak memiliki dampak negatif bagi kesehatan. Tahapan ini cukup penting dalam fase pengembangan obat herbal karena untuk memastikan aspek keamanannya ketika dikonsumsi manusia. “Hasil uji kami menunjukkan pemberian ekstrak daun kangkung terstandar termasuk kategori praktis tidak toksik dan pemberian secara berulang tidak berpengaruh pada kesehatan hewan uji coba,” tandasnya.

Penulis : Heri Purwata

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *