FTI UII Dampingi Desa Girirejo Olah Sampah

Petugas memberikan makanan pada maggot yang dibudidayakan di TPST Desa Girirejo, Ngablak, Magelang, Jawa Tengah, Senin (20/12/2021). (foto : heri purwata)

MAGELANG, JOGPAPER.NET — Fakultas Teknologi Industri (FTI), Universitas Islam Indonesia (UII) mendampingi Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah mengolah sampah untuk dijadikan barang ekonomis. Pengolahan sampah ini diharapkan dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi pemuda-pemudi desa dan menjaga lingkungan tetap bersih.

“FTI ingin membantu masyarakat Desa Girirejo agar bisa lebih sejahtera. FTI akan membantu peralatan pengolahan sampah yang dibutuhkan sehingga sampah bisa terurai,” kata Dekan FTI, Prof Dr Ir Hari Purnomo MT yang didampingi Dr Arif Hidayat, ST, MT, Sekretaris Jurusan Teknik Kimia saat berkunjung ke Desa Giriejo, Senin (20/12/2021).

Bacaan Lainnya

Hari mengharapkan bantuan peralatan ini dirancang Program Studi (Prodi) yang ada di FTI UII. Peralatan tersebut diharapkan bisa memecahkan permasalahan yang dihadapi desa dan menjadi percontohan FTI Masuk Desa.

Sedang Lurah Girirejo, Slamet Riyadi mengatakan masalah sampah sudah menjadi permasalahan di Kabupaten Magelang. Karena itu, pihaknya ingin mengurangi pembuangan sampah dengan mengolah sendiri menjadi barang yang ekonomis.

Desa Girirejo sudah mendirikan tempat pengolahan sampah terpadu yang melibatkan pemuda-pemudi desa. Mereka sudah memilah sampah organik dan non organik. Sampah organik sudah diolah menjadi pupuk dan pakan maggot.

Namun saat ini yang masih menjadi kendala bagi Desa Girirejo, sampah pampers dan pembalut wanita yang belum bisa diurai. Sehingga Desa Girirejo mengharapkan adanya bantuan dari FTI UII untuk penanganan dua sampah ini.

Desa Girirejo juga telah mensosialisasikan kepada warga untuk membuang sampah di tempat sampah yang disediakan desa. “Target pembuatan tong sampah 800 buah, tetapi baru terealisir 200 tong,” kata Slamet Riyadi.

Retribusi sampah untuk pedagang setiap bulannya Rp 10.000, sedang bagi warga sebesar Rp 3.000. Saat ini Desa Girirejo memiliki penduduk sebanyak 5.600 jiwa atau 1.500 kepala keluarga (KK). Warganya sebagian besar berpendidikan SD-SMP, sedang mereka yang berpendidikan Sarjana memilih merantau.

Slamet Riyadi berharap pengolahan sampah ini bisa mengubah visi desa dari berbasis pertanian menuju ke wisata. “Tahun 2014, Desa Girirejo merupakan desa tertinggal. Jumlah warga miskin tinggi. Ke depan, kita wujudkan sebagai Desa Wisata. Di sini ada wisata alam Gunung Ngandong dan Makam Kyai Mangli,” kata Slamet.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *