Dosen UII Masuk ‘Top 2% World Ranking Scientists’

Dr Is Fatimah, Ketua Prodi Kimia FMIPA UII Yogyakarta.

YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Prof Is Fatimah SSi, MSi, Guru Besar Bidang Ilmu Kimia Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Indonesia (FMIPA UII) masuk ke dalam ‘Top 2% World Ranking Scientists.’ Ia juga menjadi salah satu peneliti Indonesia yang masuk ‘Top 2% World Ranking Scientists.’

‘Top 2% World Ranking Scientists’ merupakan pemeringkatan berbasis publikasi bereputasi yang diolah oleh peneliti dari Stanford University yaitu Prof John Ioannidis, Jeroen Baas dan Kevin Boyack. “Sebenarnya saya sendiri malah tidak tahu kalau ada pemeringkatan tersebut,” kata Is Fatimah Rabu (25/11/2020).

Bacaan Lainnya

Dijelaskan Is Fatimah, dalam seminggu terakhir dirinya banyak mendapat share kolega-kolega peneliti dari Malaysia dan India mengenai ‘Top 2% World Ranking Scientists.’ Beberapa universitas merilis nama-nama dosen dan peneliti yang masuk ke dalam list tersebut.

“Sampai hari Sabtu sore (21/11/2020,red), kolega dari India mengucapkan selamat kepada saya. Saya baru tahu itu apa, bagaimana dan link-nya di mana,” kata Is Fatimah.

Is Fatimah pernah mendapat sejumlah penghargaan sebagai peneliti. Di antaranya, The World Academy of Science Research Grant 2015-2016, Indonesia Toray Science Foundation (ITSF) Research Grant 2016, dan masih banyak lagi. Di lingkungan UII, Is Fatimah menjadi dosen Terproduktif Peringkat I dan Penulis Karya Berindeks Scopus terbanyak. Ia memiliki 1.325 jumlah sitasi dan 15 indeks-h.

Selain itu, Is Fatimah sudah menulis sembilan judul buku dengan empat hak paten. Ada lebih dari 20 judul riset dan lebih dari 80 publikasi ilmiah. Penelitiannya fokus pada bidang material, nanoteknologi, energi, mesin dan transportasi.

Is Fatimah memiliki motivasi untuk terus mengembangkan diri untuk meningkatkan publikasi. Agar tulisan-tulisannya terpublikasi di jurnal internasional ada dua kunci utama, yakni kolaborasi dan strategi.

Kolaborasi membuat seseorang lebih jauh untuk melangkah ke depan bersama-sama. “Keterbatasan instrumentasi yang ada sebenarnya sangat terbantu dengan kolaborasi. Sehingga kolaborasi merupakan strategi yang tampaknya penting,” katanya.

Is Fatimah masih merasa prihatin Indonesia masih ketinggalan jauh bila dibandingkan dengan India. Saat ini Indonesia baru memiliki enam orang peneliti yang masuk ‘Top 2% World Ranking Scientists’ sedang India sudah memiliki 1.500 peneliti.

“Saat ini banyak dosen muda di UII, dan juga yang sebentar lagi pulang dari studi lanjut. Saya yakin dalam 10 tahun ke depan akan banyak peneliti-peneliti dosen dari UII yang masuk kategori tersebut. Aamiin,” harapnya.

Sementara Rektor UII, Prof Fathul Wahid, ST, MSc, PhD merasa bangga atas capaian yang diraih Prof Is Fatimah. “Keluarga besar UII bersyukur atas pencapaian Prof Is Fatimah. Ini adalah efek, bukan tujuan, dari ketekunan mengerjakan pekerjaan rumah sebagai dosen. Utamanya dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Saya berharap, capain ini menjadi sumber energi positif yang menyebar dan menginspirasi yang lain,” harap Fathul Wahid.