Dosen dan Mahasiswa UST Lakukan Abdimas di Kulonprogo

Warga Pedukuhan Menoreh saat mendapatkan penyuluhan.
Warga Pedukuhan Menoreh Kulonprogo mendapat penyuluhan tentang tanaman vanili. (foto : istimewa)

KULONPROGO, JOGPAPER.NET — Dosen dan mahasiswa PPG Pra-jabatan Gelombang 1 TA 2023 Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) Yogyakarta melakukan pengabdian masyarakat (Abdimas) di Padukuhan Menoreh, Kalurahan Pagerharjo, Kapanewon Samigaluh, Kabupaten Kulonprogo. Mereka ingin menghidupkan kembali kejayaan tanaman vanili sebagai emas hijau agar kesejahteraan masyarakat meningkat.

Akbar Al Masjid, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) menjelaskan program Abdimas ini bertujuan untuk pemberdayaan masyarakat. Salah satu kegiatanya, pemanfaatan pekarangan rumah warga sebagai pengembangan budidaya vanili.

Bacaan Lainnya

Program ini, kata Akbar, melibatkan sebanyak 130 petani yang berada di tiga dusun yaitu Sinogo, Separang dan Jobolawang. Program ini mengintegrasikan dunia pertanian, pariwisata dan budaya untuk terwujudnya, Agroeduwisata.

“Potensi sumber daya alam di wilayah ini merupakan jalur rempah Perbukitan Menoreh. Hal ini menjadikan Tim Abdimas UST optimis untuk melaksanakan program projek kepemimpinan ini,” kata Akbar, Senin (6/5/2024).

Kegiatannya, lanjut Akbar, menghadirkan narasumber untuk menguatkan dan mengatasi permasalahan yang dihadapi petani Padukuhan Menoreh. Kemudian menjaring relasi dengan pihak terkait yaitu antara Pemerintah Kalurahan Pagerharjo dan Dinas pengampu untuk memetakan wilayah dan mencari sasaran petani yang mencakup berbagai usia.

“Akhir program ini melalui Kelompok Mercusuar Menoreh bisa mengembalikan kejayaan Vanili sebagau si Emas Hijau dari Perbukitan Menoreh. Komoditas ini diharapkan dapat menjadi nilai tambah perekonomian warga masyarakat Kalurahan Pagerharjo,” kata Akbar.

Dalam penyuluhan kepada warga Padukuhan Menoreh menghadirkan pertama, Aji Saras Wanto, SPd, Pendamping BKK Vanili Kalurahan Pagerharjo, yang sekaligus mahasiswa PPG UST. Kedua, Prof Dr Ir Bambang Hadisutrisno, DAA, Komisi Perlindungan Tanaman Republik Indonesia.

Aji Saras Wanto mengatakan integrasi budidaya vanili di Pagerharjo sangat diperlukan karena potensi di sekitar lingkungan tempat tinggal warga sangat mendukung. Kalurahan Pagerharjo merupakan kawasan yang terletak di antara Perbukitan Menoreh dan merupakan titik tengah antara 3 Kabupaten yaitu Kulonprogo, Magelang, dan Purworejo.

“Pagerharjo masuk dalam kawasan wisata budaya. Jadi program Abdimas mengkolaborasikan antara pertanian, budaya, dan wisata. Harapannya bisa menjadikan Pagerharjo sebagai Agroeduwisata Vanili,” kata Aji Saras.

Sementara Prof Bambang Hadisutrisno mengatakan perlunya konsistensi dan teknik yang tepat dalam budidaya vanili. Julukan vanili sebagai Emas Hijau sudah sejak dulu. Namun permasalahannya dalam membudidayakan vanili kurang tepat sehingga menjadikan hasil panenannya belum maksimal.

Menurut Bambang Hadisutrisno, kemurnian dan organik bibit vanili merupakan hal yang paling utama. Namun ada hal yang lebih penting lagi dan mulia adalah mencintai dan konsisten menekuni profesi petani. “Sehingga harapannya anak cucu kita nantinya tidak hanya mendengarkan cerita saja kalau di Indonesia julukan vanili adalah Emas Hijau,” kata Bambang. (*)