UWM dan UTP Tandatangani MoU

Edy Suandi Hamid dan Tresna Priyana Soemardi memperilhatkan MoU yang baru saja ditandatangani, Selasa (18/1/2022). (foto: istimewa)

YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta dan Universitas Tunas Pembangunan (UTP) Surakarta, Jawa Tengah melakukan penandatangan memorandum of understanding (MoU) di ruang rapat Fakultas Hukum UWM, Selasa (18/1/2022). MoU ditandatangani Rektor UWM, Prof Dr Edy Suandi Hamid, MEc dan Rektor UTP, Prof Dr Ir Tresna Priyana Soemardi, Se, MS.

Menurut Rektor UWM, Edy Suandi Hamid, kerjasama antar peguruan tinggi menjadi tuntutan dan tantangan dalam kerangka aplikasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Sinergi demikian harus ditindaklanjuti dengan praktik atau pelaksanaan kerja bersama antarpihak dalam berbagai bidang.

Bacaan Lainnya

Kerjasama UWM dan UTP meliputi penelitian dan penjaminan mutu, pertukaran mahasiswa dalam konsep MBKM, seminar nasional, publikasi ilmiah, pengabdian masyarakat. “Perguruan tinggi harus hadir di tengah masyarakat untuk membangun empati dan memecahkan persoalan atau menghadirkan solusi atas masalah yang dialami warga,” kata Edy seusai penandatanganan MoU.

Untuk mengimplementasikannya, pada saat yang sama langsung dilakukan penandatanganan kerjasama antara dua fakultas yaitu pertama, Fakultas Sains dan Teknologi UWM dan Fakultas Teknik UTP; kedua, Fakultas Ekonomi UWM dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UTP. Penandatanganan dilakukan Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UWM Prof Dr Ir Ambar Rukmini, MP dan Dekan Fakultas Teknik UTP Ir Eny Krisnawati, MSi, kemudian Dekan Fakultas Ekonomi UWM Drs Samsul Bakri, MM dan Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UTP Drs Trio Handoko, MM.

Rektor UTP Tresna Priyana Soemardi, menyatakan, kolaborasi semua elemen masyarakat, baik sesama masyarakat kampus maupun di luar kampus, sangat diperlukan. Hal ini dimaksudkan untuk mengembangkan perguruan tinggi sejalan dengan berlakunya konsep pendidikan go and see atau pergi dan melihat.

“Perguruan tinggi harus berperan lebih baik lagi dengan pergi ke masyarakat, melihat, berempati teradap berbagai persoalan di dalamnya, serta memecahkan masalah atau menghadirkan solusi di tengah warga. Konsep ini makin penting dalam era normal baru pasca pandemi Covid-19,” kata Tresna.

Model perguruan tinggi go and see dan menghadirkan solusi dalam masyarakat juga makin menjadi kebutuhan. Hal ini sejalan dengan revolusi teknologi, yang menghadirkan perubahan sekaligus masalah sosial, budaya, ekonomi, dan lain-lain di tengah masyarakat. Maka lingkungan dalam pengertian sebagai alam dan masyarakat di sekitar perguruan tinggi menjadi strategis dalam pengembangan pendidikan perguruan tinggi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *