UII Memulai Vaksinasi Mahasiswa

Seorang mahasiswa UII sedang mendapat vaksinasi di Auditorium Abdulkahar Mudzakkir Kampus UII Terpadu Yogyakarta, Ahad (5/9/2021). (foto : istimewa)

YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Universitas Islam Indonesia (UII) bekerjasama dengan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD), Puskesmas Ngemplak 1, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dan Rumah Sakit JIH vaksinasi mahasiswa, Ahad (5/9/2021). Vaksiniasi yang menyasar 1.000 mahasiswa ini dilaksanakan di Auditorium Abdulkahar Mudzakkir.

Pelaksanaan vaksinasi dilakukan dalam dua sesi. Pertama, pukul 07.30-10.00 WIB diperuntukkan bagi keluarga, dosen, karyawan, dan warga sekitar kampus UII untuk mendapatkan dosis kedua. Kedua, pukul 12.30-15.00 WIB, vaksinasi untuk mahasiswa untuk dosis pertama.

Bacaan Lainnya

Rektor UII Prof Fathul Wahid, ST, MSc, PhD mengemukakan kali ini UII bekerjasmaa dengan TNI AD sebagai penyedia vaksin. Pelaksanaan vaksinasi UII mendapat bantuan dari LPS untuk biaya operasional.

“Upaya percepatan vaksinasi perlu melibatkan sebanyak mungkin aktor, karena cakupannya yang luas dengan biaya yang cukup mahal. Sehingga dengan kerjasama lintas aktor nampaknya akan bisa membantu percepatan vaksinasi di Indonesia,” kata Fathul Wahid.

Lebih lanjut Fathul Wahid, mengharapkan ketika vaksinasi sudah masif dan semakin banyak yang mendapatkannya, insyaAllah secara pelan namun pasti kehidupan berangsur menjadi lebih normal lagi. “Kita berharap roda ekonomi akan bergerak lagi, aktivitas-aktivitas yang selama ini dijalankan secara Daring juga bisa berangsur-angsur kembali ke jalur Luring,” kata Fathul Wahid.

Wakil Rektor Bidang Sumber Daya dan Pengembangan Karier UII, Dr Zaenal Arifin, MSi mengemukakan upaya ini merupakan bentuk bagian dari peran universitas guna mempercepat capaian vaksinasi nasional. “Peserta vaksinasi periode September 2021 ini meliputi mahasiswa UII yang belum divaksin agar dapat memperkuat kekebalan usia produktif,”kata Zaenaka Arifin.

Zaenal Arifin mengingatkan, sebelum vaksin peserta untuk istirahat yang cukup. Bagi peserta yang merasakan gejala batuk, pilek, demam tidak disarankan untuk mendapatkan vaksin dan menunggu sampai dalam kondisi tubuh yang stabil.

“Peserta vaksin diimbau untuk datang sesuai sesi serta nomor urutan yang sudah diberitahukan sebelumnya. Juga untuk menghindari tertukarnya antara dosis pertama dan kedua,” jelas Zaenal Arifin.

Sementara Wakil Dekan Bidang Keagamaan, Kemahasiswaan, dan Alumni Fakultas Kedokteran UII, dr Nur Aisyah Jamil, MSc menjelaskan sasaran vaksin di Indonesia sudah luas. Namun ada beberapa kelompok masyarakat seperti usia < 12 tahun yang saat ini belum bisa mendapatkan vaksin. Pelaksanaan vaksinasi mahasiswa saat ini merupakan salah satu upaya percepatan terbentuknya herd immunity yang saat ini baru mencapai sepertiganya.

“Mahasiswa termasuk masyarakat umum yang juga merupakan usia produktif. Meskipun proses pembelajaran di UII masih dilaksanakan daring, namun mahasiswa merupakan usia dengan mobilitas tinggi,” jelas Nur Aisyah Jamil.

Nur Aisyah Jamil menyampaikan setelah pemberian vaksin diharapkan peserta tidak mudah tertular dan jika tertular maka gejalanya akan lebih ringan. Setelah vaksin diwajibkan tetap beraktivitas menerapkan 5M.

Setelah selesai vaksin, peserta wajib menunggu selama 30 menit untuk observasi, apakah muncul gejala alergi tertentu atau tidak. “Apabila peserta tidak menunjukkan gejala apapun peserta bisa pulang melalui pintu barat,” terangnya.

Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Covid-19 bisa muncul sampai dengan dua pekan, seperti bengkak, demam, dan gatal. Jika bengkak dianjurkan untuk dikompres dan demam bisa minum paracetamol.

Sedang peserta dengan penyakit komorbid seperti hipertensi agar tetap minum obat seperti biasanya. Khusus pasien dengan komorbid diabetes akan dilakukan tes gula darah. “Untuk pasien autoimun, selama tidak sedang flare (parah) maka boleh ikut vaksin,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *