YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta mengukuhkan tiga guru besar pada Sidang Terbuka Senat di Kampus 4, Selasa (30/1/2024). Dua di antaranya, suami isteri yaitu Prof Dr Ir Zahrul Mufrodi ST, MT, IPM dan Prof Dr Ir Erna Astuti, ST, MT, IPM, serta Prof Dr dr Akrom MKes.
Prof Dr Ir Zahrul Mufrodi ST, MT, IPM sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Teknik Kimia. Prof Dr Ir Erna Astuti, ST, MT, IPM sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Energi Sub Bidang Ilmu Pengembangan Bioenergi dari Biomassa. Sedang Prof Dr dr Akrom MKes sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Farmasi Klinik.
Rektor UAD, Prof Dr Muchlas MT mengucapkan selamat kepada para guru besar yang baru saja dikukuhkan. Rektor mengapresiasi Prof Zahrul Mufrodi dan Prof Erna Astuti yang bisa menyakinkan bisa pengukuhan bersama.
“Karena bapak-ibu berdua bisa menyakinkan saya, meminta jadwal pengukuhan diundur sehingga bisa bersama-sama berdua (suami isteri) dikukuhkan. Kami penuhi dan sekarang Pak Zahrul dan Bu Erna sebagai pasangan suami isteri yang sakinah mawadah warohmah ini bersama-sama bisa dikukuhkan menjadi guru besar dalam satu kesempatan,” kata Muchlas.
Saat ini Guru Besar UAD berjumlah 39 orang, 23 lahir dari rahim UAD sendiri dan 16 dari NIDK (Nomor Induk Dosen Khusus). UAD juga sedang menunggu lima dosen lagi yang bakal turun Surat Keputusan (SK) Guru Besar dalam waktu dekat.
Tahun 2024, UAD sudah membentuk Tim Pengurusan Guru Besar dan telah mendapatkan kandidat sebayak 50 orang untuk didampingi. “Mudah-mudahan kita berharap dengan pencapaian guru besar sekarang dan tahun 2024 yang direncanakan maka insya Allah di tahun 2027 seperti harapan BPH kita bisa memiliki minimal 20 persen dari total 739 dosen UAD,” katanya.
Rektor berharap gelar guru besar yang sudah diraih untuk bisa ditindaklanjuti. Guru besar sebagai salah satu modal untuk meningkatkan kiprah UAD, menjaga marwah Persyarikatan Muhammadiyah, dan menjaga marwah akademik UAD.
Para profesor, tambah Muchlas, diharapkan menelorkan karya-karya yang spektakuler untuk kepentingan bangsa dan negara. “Jadi karya itu tidak hanya untuk kepentingan UAD, Persyarikatan Muhammadiyah, tetapi mari kita gunakan untuk lebih meningkatkan karya-karya spektakuler untuk kepentingan bangsa dan negara,” katanya.
Prof Akrom, jelas Muchlas, bisa berkiprah di industri obat-obatan. Prof Zahrul bisa mengoptimalisasi engeenering prosesses pabrik-pabrik kimia. Prof Erna Astuti bisa mengembangkan energi alternatif.
“Kami juga mengharapkan tiga guru besar yang baru dikukuhkan menjadi panutan atau rujukan bagi teman sejawat, yunior-yuniornya di program studi masing-masing. Sehingga mereka terdorong untuk mengikuti langkah-langkah yang sudah ditempuh bapak ibu bertiga ini,” katanya. (*)