Oleh: Andhika Wahyudiono *)
PENELITIAN terbaru yang disusun oleh Forum Ekonomi Dunia (WEF) dan McKinsey & Company telah mengungkapkan potensi luar angkasa yang luar biasa dalam mengubah peta ekonomi global. Proyeksi menunjukkan bahwa pada tahun 2035, ekonomi luar angkasa dapat mencapai nilai mencengangkan sebesar USD 1,8 triliun, mengalami peningkatan tiga kali lipat dari nilai pada tahun 2023 yang hanya sekitar USD 630 miliar.
Menurut Sebastian Buckup, seorang anggota komite eksekutif di WEF, teknologi luar angkasa saat ini memberikan nilai tambah yang jauh lebih besar daripada sebelumnya. Teknologiini tidak hanya berpengaruh pada industri luar angkasa itu sendiri, tetapi juga menyentuh berbagai sektor seperti makanan dan minuman, ritel, barang konsumsi, rantai pasokan, transportasi, serta mitigasi bencana iklim. Fenomena ini mencerminkan dampak yang serupa dengan munculnya ponsel pintar atau teknologi cloud dalam memengaruhi bisnis dan masyarakat secara luas.
Laporan ini menyoroti empat temuan utama yang menggambarkan pentingnya ekonomi luar angkasa dalam konteks global. Pertama, kontribusi ekonomi luar angkasa tidak terbatas pada sektor luar angkasa tradisional saja, melainkan juga meluas ke berbagai industri lainnya. Kedua, dampaknya yang melampaui batas sektor luar angkasa tradisional menunjukkan peran pentingnya dalam menghubungkan manusia dan barang di seluruh dunia.
Ketiga, ekonomi luar angkasa turut memainkan peran signifikan dalam mengatasi tantangan global, termasuk dalam hal mitigasi perubahan iklim. Keempat, laporan ini menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi luar angkasa tidak hanya terfokus pada sektor tradisional, tetapi juga pada teknologi yang mendukung eksplorasi luar angkasa.
Meskipun pertumbuhan sektor luar angkasa tradisional seperti infrastruktur luar angkasa, satelit, peluncuran, dan eksplorasi diproyeksikan akan meningkat secara signifikan, namun tingkat pertumbuhannya diperkirakan akan lebih lambat dibandingkan dengan teknologi yang mendukung ruang angkasa. Hal ini menunjukkan bahwa inovasi dalam teknologi yang mendukung eksplorasi luar angkasa memiliki potensi untuk mengubah paradigma bisnis di berbagai sektor.
Ryan Brukardt, seorang Mitra Senior di McKinsey & Company, menggarisbawahi bahwa pertumbuhan pesat ekonomi luar angkasa akan didorong oleh pengurangan biaya dan peningkatan aksesibilitas terhadap teknologi yang mendukung ruang angkasa. Hal ini mencakup sektor-sektor komersial seperti komunikasi, navigasi, layanan pengamatan bumi, pariwisata luar angkasa, dan aktivitas manufaktur.
Selain itu, laporan ini juga mencatat peningkatan pesat dalam inovasi komersial dan diversifikasi investasi di berbagai aplikasi luar angkasa. Brukardt menekankan bahwa dengan memahami dan memanfaatkan potensi luar angkasa secara maksimal, pelaku industri baik dari sektor publik maupun swasta dapat memposisikan diri sebagai pemimpin dalam ekonomi luar angkasa dan memperoleh manfaat jangka panjang.
Investasi yang didanai oleh negara tetap menjadi pilar utama dalam pengembangan sektor luar angkasa. Namun, pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak terkait, baik dari sektor publik maupun swasta, menjadi sorotan dalam laporan tersebut. Kolaborasi semacam itu dianggap esensial dalam memacu potensi industri luar angkasa pada masa yang akan datang.
Selain mencatat kemajuan yang telah dicapai oleh negara-negara maju, laporan tersebut juga menyoroti langkah signifikan yang diambil oleh negara-negara berkembang seperti Peru, Thailand, dan Arab Saudi dalam meningkatkan investasi dalam teknologi dan eksplorasi luar angkasa selama beberapa tahun terakhir. Ini menunjukkan bahwa peluang ekonomi luar angkasa tidak hanya menjadi hak eksklusif bagi negara-negara maju, tetapi juga dapat menjadi bidang pertumbuhan yang menarik bagi negara-negara berkembang, memungkinkan mereka untuk turut serta dalam kancah ekonomi global.
Kolaborasi antara sektor publik dan swasta menjadi titik krusial dalam mewujudkan potensi industri luar angkasa. Sinergi antara pemerintah, perusahaan, lembaga penelitian, dan entitas lainnya memungkinkan pemanfaatan sumber daya yang lebih besar dan beragam. Dalam konteks ini, pemerintah memiliki peran penting dalam menyediakan infrastruktur, regulasi yang kondusif, dan insentif finansial untuk mendorong inovasi dan investasi di sektor luar angkasa. Di sisi lain, perusahaan swasta membawa keahlian teknis, fleksibilitas, dan modal yang diperlukan untuk menggerakkan proyek-proyek inovatif.
Peran negara-negara berkembang dalam peningkatan investasi luar angkasa menjadi aspek menarik dalam lanskap global saat ini. Meskipun sebelumnya sebagian besar fokus tertuju pada negara-negara maju dalam eksplorasi dan pemanfaatan luar angkasa, kemajuan yang dicapai oleh negara-negara berkembang menyoroti pergeseran paradigma yang signifikan.
Negara-negara seperti Peru, Thailand, dan Arab Saudi telah menunjukkan komitmen mereka dalam mengalokasikan sumber daya untuk pengembangan teknologi luar angkasa dan misi eksplorasi. Hal ini menandai transisi menuju inklusi yang lebih luas dalam eksplorasi dan pemanfaatan luar angkasa, serta menegaskan bahwa potensi ekonomi luar angkasa tidak terbatas pada batasan geografis atau ekonomi.
Dengan semakin terbukanya pintu bagi negara-negara berkembang untuk terlibat dalam sektor luar angkasa, peluang baru muncul dalam hal kolaborasi internasional. Kemitraan antara negara-negara maju dan berkembang dapat memperkuat kapasitas teknis, sumber daya finansial, dan akses pasar bagi semua pihak yang terlibat. Ini tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga memperluas cakupan pengetahuan manusia tentang luar angkasa dan potensinya untuk memajukan keberlanjutan planet kita.
Secara keseluruhan, laporan tersebut menggarisbawahi pentingnya kerjasama lintas sektor dan lintas negara dalam mendorong kemajuan industri luar angkasa. Kolaborasi antara negara-negara maju dan berkembang membuka pintu bagi inovasi, pertumbuhan ekonomi, dan pemahaman yang lebih dalam tentang alam semesta. Ini bukan hanya tentang mengejar keunggulan kompetitif, tetapi juga tentang menjembatani kesenjangan antara negara-negara dan mendorong pertumbuhan global yang berkelanjutan.
*) Dosen UNTAG Banyuwangi