Mengenal Lebih Jauh Struktur Bebatuan Goa Hiro

Gua Hira, Mekkah, Arab Saudi (foto: www.lifeinsaudiarabia.net)

Penulis : Ir. Suharwanto, MT. (UPN “Veteran” Yogyakarta)*

Dalam sejarah, Goa Hiro yang berada di Gunung Jabal An Nur, Mekkah, Arab Saudi ’ dikenal sebagai tempat Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama kalinya dari Allah, dengan perantaraan Malaikat Jibril. Goa tersebut sebagai tempat Nabi Muhammad berkhalwat dan menyendiri dari masyarakat yang pada saat itu masih dalam kondisi jahiliyah, belum menyembah kepada Allah SWT.
Goa Hiro’ berada Gunung Jabal An Nur, Mekkah, Arab Saudi, terletak tepat di bagian atas bukit yang cukup tinggi, perjalanan untuk mendaki dibutuhkan waktu kurang lebih 1 jam untuk mencapainya karena harus mendaki lebih dari 1000 anak tanggi. Dengan alasan pendakian, pemerintah Arab Saudi mengisyaratkan para pengunjung yang ingin mendakati sebaiknya dalam kondisi fisik yang prima.

Fenomena goa di alam ini secara umum terbentuk pada batu gamping seperti: Goa Kiskendo, Goa Jatijajar, Goa Bribin, Goa Gong, Goa Tabuhan, yang berada di Indonesia, juga ‘Waitomo Cave’ Selandia baru, Majlis Al Jinn Cave di Oman, Puerto Princessa Cave di Filipina, Carlbad Cavern di New Mexico, Mulu Cave di Taman Nasional Mulu, Kalimantan, Malaysia. Beberapa goa tersebut terbentuk dari pelarutan pada batugamping, mulai dari diaklas-diaklas yang kemudian berkembang melebar menjadi rongga yang luas. Berbeda halnya dengan di Goa Hiro Mekkah Saudi Arabia yang memiliki keunikan tersendiri, yakni terbentuk bukan pada batugamping melainkan pada batuan beku Granit yang mengintrusi batuan metamorf.

Goa Hiro menjadi tempat bersejarah yang dikenal secara internasional. Goa ini secara geografis terletak di sebelah Timur Laut Masjidil Haram, di puncak Jabal Nur atau disebut juga dengan Jabal Hiro. Tingginya dari permukaan laut sekitar 261 meter sedangkan dari permukaan tanah kira-kira 281 meter. Sejarah Goa Hiro menjado salah satu bagian dari peradaban Islam, dan begitu melekat dengan perjuangan Nabi Muhammad, sering digunakan untuk menyendiri (berhalwat/ beruzlah) dan beribadah sebelum diangkat menjadi nabi. Demensi Goa tersebut sebetulnya tidak terlalu besar dengan pintu Goa menghadap ke arah Utara, dan jika seseorang ingin berkunjung ke sana harus melewati jalan dua batu yang lebarnya sekitar 60 cm. Panjang goa hanya 3 meter, sedangkan lebarnya tidak beraturan, tetapi paling besar sekitar 1,3 meter dengan tinggi kurang lebih 2 m. Jadi luas Goa kira-kira cukup untuk melakukan sholat 2 orang, sementara di bagian kanan goa terdapat teras batu yang hanya cukup digunakan untuk sholat seorang, itupun dengan duduk.

Geologi Mekkah

Secara geologi  Mekkah terletak di atas perisai Arabia yang berada di Jazirah Arab   sebagian besarnya disusun  oleh batuan kristalin Pra Kambrium. Luas perisai  mencapai  610.000 km2 atau sepertiga  dari Jazirah Arab. Bagian baratnya  dibatasi  oleh graben  laut  merah, bagian utara dan timurnya  merupakan paparan  yang ditutupi oleh  sedimen  berumur  Kambrium hingga Kuarter. Perisai Arab merupakan bagian dari  Perisai  Arabia –Nubian yang dipisahkan oleh laut merah

Peregangan dan Pemekaran  pada Awal  Tersier  mulai memisahkan  Perisai Arabia dari  Nubia di Afrika. Kejadian ini mengawali  pembentukan laut merah  yang memisahkan keduanya. Pengangkatan  yang  cepat disekitar  bahu graben  menyebabkan  daerah ini memiliki morfologi  sampai 3000 m di atas permukaan air laut.

Morfologi daerah Mekkah dan sekitarnya  adalah bagian  dari tinggian  Hejaz. Daerah ini terletak  pada pemekaran laut merah yang  mengalami pengangkatan  secara cepat. Daerah tersebut disusun oleh andesit, metadiabas/basalt yang termasuk  dalam kelompok jeddah dan intrusi granodiorit Mekkah,  andesit dan basalt/diabas termetamorfosakan  dalam fasies sekis hijau lanjut hingga amfibolit. Oleh karena itu batuan  kelompok ini dikenal  dengan batuhijau  jeddah.

a.    Jabal Nur tampak dari kejauhan
b.    Goa Hiro dilihat dari dekat, pada puncak Jabal Nur

Gambar Posisi  Goa Hiro  terhadap yang lain secara mata angin

Geologi Mekkah

Secara geologi  Mekkah terletak di atas perisai Arabia yang berada di Jazirah Arab   sebagian besarnya disusun  oleh batuan kristalin Pra Kambrium. Luas perisai  mencapai  610.000 km2 atau sepertiga  dari Jazirah Arab. Bagian baratnya  dibatasi  oleh graben  laut  merah, bagian utara dan timurnya  merupakan paparan  yang ditutupi oleh  sedimen  berumur  Kambrium hingga Kuarter. Perisai Arab merupakan bagian dari  Perisai  Arabia –Nubian yang dipisahkan oleh laut merah

Peregangan dan Pemekaran  pada Awal  Tersier  mulai memisahkan  Perisai Arabia dari  Nubia di Afrika. Kejadian ini mengawali  pembentukan laut merah  yang memisahkan keduanya. Pengangkatan  yang  cepat disekitar  bahu graben  menyebabkan  daerah ini memiliki morfologi  sampai 3000 m di atas permukaan air laut.

Morfologi daerah Mekkah dan sekitarnya  adalah bagian  dari tinggian  Hejaz. Daerah ini terletak  pada pemekaran laut merah yang  mengalami pengangkatan  secara cepat. Daerah tersebut disusun oleh andesit, metadiabas/basalt yang termasuk  dalam kelompok jeddah dan intrusi granodiorit Mekkah,  andesit dan basalt/diabas termetamorfosakan  dalam fasies sekis hijau lanjut hingga amfibolit. Oleh karena itu batuan  kelompok ini dikenal  dengan batuhijau  jeddah.

Petrologi batuan Goa Hiro

Hasil pengamatan batuan secara keseluruhan di lapangan adalah batuan pada Goa Hiro merupakan intrusi batuan beku granit yang menerobos batuan metamorf (sekis). Secara megaskopis  batuan berwarna putih-pink, tekstur  fanerik kasar, holokristalin, equigranular, mineral kuarsa , plagioklas dan ortoklas  tampak jelas dan saling mengunci (interlocking) sedangkan bagian yang telah lapuk berwarna sedikit kemerahan. Keberadaan intrusi dilihat dari jauh berupa bukit yang terjal namun bagian tepinya tampak turun karena proses pelapukan cukup intensif pada bagian permukaannya (en exfoliating)

Analisis mikroskopis  terhadap beberapa sayatan tipis batuan yang diambil  dari batuan yang  masih segar (fresh)  dan batuan yang sedikit lapuk (weathered)  adalah :
Sayatan memperlihatkan warna putih kecoklatan, tekstur granular (membutir), tampak butir satu dengan yang lain saling mengunci (interlock) tersusun oleh mineral-mineral  yang terdiri dari  kuarsa, plagioklas, ortoklas, muskovit, biotit, hornblende, dan mineral opak, sedangkan klorit hadir sebagai ubahan dari plagioklas :

  • Kuarsa (25  %) :  tidak berwarna, bentuk tidak beraturan, ukuran butir 0.5-1.5 mm, relief rendah, sebagian kecil menginklusi pada plagioklas. Terdapat relatif merata dalam batuan.
  • Plagioklas (20 %) :  putih violet,ukuran  butir 1.2-1.8 mm, bentuk sub-euhedral, kembaran kalsbad, sebagian terinklusi mineral kuarsa, sebagian mengalami ubahan menjadi klorit. Untuk sample yang sedikit lapuk mineral klorit ditemukan dalam prosentase yang tinggi.
  • Ortoklas ( 30 %): warna putih berkabut- abu-abu, bentuk subhedral, ukuran butir 0.8-1.3 mm, sebagian diinklusi mineral opak,
  • Muskovit ( 7 %) : tidak berwarna, pleokroisme kehijauan, sedikit berserabut pada bagian ujungnya, ukuran 1,3-1.5 mm, terdapat setempat-setempat.
  • Biotit ( 8 %) : berwarna kuning kecoklatan, pleokroisme kuat, ukuran butir 0.5-1.0 mm, sebagian memperlihatkan halo’s structure.
  • Hornblende ( 8%) : berwarna coklat kehijauan, belahan 2 arah, relief tinggi, ukuran butir 1.0-1.3 mm, terdapat setempat-setempat.
  • Mineral Opak ( 2  %) : tidak tembus cahaya, gelap, membutir, ukuran 0.1-0.2 mm, relief tinggi, penyebaran setempat-setempat.

Kenampakan mikroskopis sayatan tipis  granit dapat dilihat pada gambar berikut :

Kenampakan mineral kuarsa (putih), plagioklas (abu-abu dengan  kembaran albit), bercak-bercak putih adalah kuarsa yang menginklusi / intergrowth ortoklas, (sayatan tipis batuan, P= 28x, Nikol Silang)

Kenampakan mineral hornblende berbentuk pseudohexagonal, warna coklat kehijauan, relief tinggi dengan belahan dua arah. Mineral opak, warna hitam, membutir, setempat-setempat. (sayatan tipis batuan,      P: 28x, Nikol Sejajar)
Perkembangan intensif  mineral klorit hasil ubahan dari plagioklas sampai menutupi mineral kuarsa dan ortoklas. (sayatan tipis batuan, P= 28x, Nikol Silang)

KESIMPULAN

  • Goa Hiro  di Mekkah Saudi Arabia bukanlah  terbentuk pada batugamping, melainkan terbentuk pada batuan beku Granit.
  • Proses terbentuknya goa diawali dengan pelapukan (Weathered) berbentuk block-block pada permukaan granit  (en exfoliation), yang kemudian berjatuhan mengelilingi granit.    Antar block satu dengan lainnya membentuk rongga sempit (5-30 cm) dan yang paling luas adalah rongga yang kemudian sekenal sebagai  Goa Hiro (2-3 m).

Penulis ;
Ir. Suharwanto, MT. Pengajar sejak tahun 1993
Dosen Jurusan Teknik Lingkungan Kebumian,  Fakultas  Teknologi Mineral
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta