YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Ilmu Kimia dapat digunakan untuk mengubah berbagai macam buah-buahan menjadi probiotik yang banyak disukai orang dan bermanfaat bagi kesehatan. Sehingga Ilmu Kimia dapat membuka peluang bisnis bagi mahasiswa yang ingin menggeluti pembuatan minuman probiotik.
Hal tersebut diungkapkan Dr Habibi Hidayat, SPd, MSi, Dosen Program Studi Kimia Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Indonesia (FMIPA UII) pada ‘Bincang-bincang Santai dengan Habibi Hidayat’ secara virtual, Selasa (16/2/2021). Bincang-bincang ini dipandu moderator Ristianto Rahman SSi yang ditayangkan melalui media sosial, Facebook.
“Salah satu manfaat probiotik adalah menyeimbangkan ekosistem bakteri dalam pencernaan. Probiotik dari buah mengandung vitamin C dan sangat dibutuhkan masyarakat di masa pandemi Covid-19,” kata Habibi Hidayat.
Dalam penelitian yang digeluti, Habibi Hidayat, memproses buah-buahan dengan fermentasi untuk mendapatkan bakteri asam laktat yang nanti menjadi strain bal. Selanjutnya, strain bal diproses untuk mendapatkan sumber enzim.
Setelah itu dilakukan isolasi bal yang akhirnya menemukan mikroorganisme. “Dalam penelitian ini, saya menggunakan buah kelengkeng untuk mendapatkan probiotik,” kata Habibi Hidayat.
Program Studi Magister Kimia FIMPA UII sudah memiliki pakar, profesor, dosen senior yang mumpuni. Mahasiswa akan dibimbing oleh dosen-dosen tersebut untuk menemukan keahlian khusus sesuai dengan minatnya. “Sehingga keahlian tersebut menjadi modal untuk membuka usaha sendiri,” katanya.
Sementara Kepala Prodi Magister Kimia, Dr Allwar MSc mengatakan penerima mahasiswa baru Magister Kimia UII masih dibuka hingga Jumat, 5 Maret 2021. Pendirian Magister Kimia UII karena memiliki pengalaman pada Prodi S1 Kimia FMIPA UII telah mendapatkan akreditasi Unggul dari Kemenristek Dikti. Bahkan sudah terakreditasi internasional oleh Royal Society Chemistry (RSC).
Saat ini, kata Allwar, Prodi Magister Kimia FMIPA UII telah memiliki tiga guru besar Prof Riyanto, Prof Is Fatimah, dan Prof Dr rer nat Ir Agus Taftazani. Sedang semua dosen telah bergelar doktor.
“Ada empat skenario belajar Kimia. Pertama, Ilmu Kimia dapat melindungi dunia. Ilmu Kimia dapat melindungi lingkungan dari pencemaran. Kedua, ilmu kimia banyak berhubungan dengan banyak ilmu pengetahuan. Kolaborasinya sangat erat. Ketiga, dunia akan hancur tanpa ilmu kimia. Keempat, ilmu kimia sangat dibutuhkan industri dan menjadi wirausahawan,” kata Allwar.