YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Ketua Pimpinan Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI), Dr Ir H Erman Suparno, MBA, MSi mengemukakan saat ini negara sedang menghadapi lima krisis nasional yaitu krisis moral dan akhlaq, pendidikan, energi, kemiskinan dan pengangguran, dan kesehatan. Karena itu, IPHI diharapkan bisa memberikan kontribusi untuk memecahkan kelima krisis tersebut.
Erman Suparno mengemukakan hal tersebut pada pada Syawalan, Harlah IPHI 35 dan Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) IPHI DIY, di Rumah Dinas Bupati Sleman, Sabtu (19/4/2024). Acara ini dihadiri Ketua IPHI DIY, Drs HA Hafidh Asrom MM; Pengurus Wilayah IPHI DIY, Dewan Penasehat Pengurus Wilayah; Dewan Pembina Pengurus Wilayah; dan Utusan Pengurus Daerah.
Lebih lanjut Erman Suparno menjelaskan krisis moral dan akhlaq ditandai masih banyaknya korupsi. Kemudian krisis pendidikan ditandai dengan masih banyaknya warga yang belum bisa mengenyam pendidikan yang tinggi.
Sedang krisis energi, kata Erman, diprediksikan dalam beberapa dekade ke depan energi yang berdasarkan fosil akan habis. Sehingga negara harus mencari solusi untuk mencari penggantinya dengan energi yang terbarukan.
Krisis kemiskinan dan pengangguran belum bisa terselesaikan karena banyaknya faktor yang membuat bertambahnya kemiskinan dan pengangguran. Krisis kesehatan ditandai masih banyaknya angka stunting yang ada di masyarakat.
Menurut Erman di Kabupaten Sleman memiliki jumlah penduduk sebanyak 1,2 juta orang. Warga Sleman yang masuk dalam katagori miskin sebanyak 7,5 persen atau 3.500 orang. Sedang jumlah pengangguran terbuka sebanyak 4,7 persen.
Pemerintah Kabupaten Sleman, kata Erman yang mengutip pernyataan Bupati Hardo Kiswoyo, dalam satu tahun antara 2023-2024 hanya bisa menurunkan angka kemiskinan sebesar 0,06 persen. Pencapaian ini sangat kecil sehingga perlu ada dukungan dari IPHI.
“Maksud saya, IPHI bisa ikut berkontribusi untuk mengatasi lima krisis ini. Saya ingat, waktu Pak Bupati Sleman, Sri Purnomo saya membuat desa lele. Kalau panen raya bukan main banyaknya. Pendampingnya dari Fakultas Perikanan UGM. Sedang duri dan kepalanya diolah menjadi pakan lele,” kata Erman
Kemudian di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Erman membimbing warganya untuk mengolah sampah. “Jadi mendidik manusia itu bertujuan supaya unggul. Kalau unggul dan handal, sampah pun bisa dibuat menjadi barang yang memiliki nilai ekonomis,” kata Erman.
Erman berpesan, keberadaan IPHI bisa memberikan kontribusi kepada negara. Karena itu, Erman mengharapkan program-program IPHI di daerah-daerah itu diselaraskan dengan mengatasi krisis yang dihadapi pemerintah.
“Makna Haji Mabrur adalah hidup ini harus seimbang. Habluminnallah, Habluminannas. Informasi terakhir, pemerintah melibatkan IPHI dalam mengambil kebijakan. Di antaranya, dilibatkan dalam amandemen Undang-undang Haji dan Umroh, amandemen Undang-undang Pengelolaan Dana Haji. Artinya, payung hukum dari Pusat hingga ke Daerah harus satu benang merah,” kata Erman Suparno. (*)