Ekonomi DIY akan Bangkit Semester 2 Tahun 2021

Prof Edy Suandi Hamid saat menyampaikan keynote speech pada ‘Outlook Ekonomi Indonesia 2021’ di Kampus UWM Yogyakarta, Rabu (23/12/2020). (foto : heri purwata)

YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang sudah mengalami resesi pada tahun 2020, akan mulai bangkit dan mengalami percepatan pertumbuhan pada semester kedua tahun 2021. Mesin penggerak pertumbuhan ini adalah dua pilar ekonomi DIY, yaitu sektor pariwisata dan sektor pendidikan.

Rektor Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta, Prof Dr H Edy Suandi Hamid, MEc pada jumpa pers online dengan tema ‘Outlook Ekonomi Indonesia 2021’ Rabu (23/12/2020). Acara ini menghadirkan pembicara Kelik Endro Suryono SH, MHum, Dekan Fakultas Hukum UWM; Dr AS Martadani Noor MA, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UWM; Prof Dr Ir Ambar Rukmini MP, Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UWM. Sedang Bagus Anwar H, SH, MH, MSc sebagai moderator.

Bacaan Lainnya

Lebih lanjut Edy mengatakan selama pandemi Covid-19, sektor pariwisata dan pendidikan mengalami keterisolasian dan mobilitas yang sangat terbatas. Ibarat sumbatan lava di puncak gunung berapi yang siap meledak. “Ini menjadi akumulasi hasrat berpergian dan memilih Yogyakarta sebagai salah satu tujuan wisata,” kata Edy.

Demikian pula, kata Edy, pelajar dan mahasiswa yang sudah meninggalkan Yogyakarta sejak Maret 2020, memendam kerinduan untuk segera kembali ke sekolah dan kampus di Yogyakarta. Edy memprediksikan kesempatan itu terjadi awal semester 2, sekitar bulan Juli 2021.

Kondisi ini memberikan dorongan positif bagi pertumbuhan ekonomi di Yogyakarta. “Potensi itu bisa teroptimalkan, tergantung bagaimana masyarakat, pelaku ekonomi, dan perencana kebijakan untuk menyiapkan diri menyambut situasi atau ledakan tersebut,” kata Edy yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi DIY sebesar 4-6%.

Sedang Prof Ambar Rukmini mengatakan pangan merupakan zat yang dapat memenuhi kebutuhan energi bagi manusia untuk berlangsungnya metabolisme di dalam tubuh. Pada masa pandemi Covid-19, terjadi perubahan pangan yang dikonsumsi masyarakat.

“Diperlukan jenis pangan berbeda untuk menunjang kesehatan yaitu sesuatu yang lebih dari sekedar bergizi dan lezat. Masyarakat cenderung memilih pangan yang dapat meningkatkan imunitas, yang berupa pangan fungsional, terutama kelompok jamu dan produk herbal, sumber-sumber antioksidan, serta probiotik dan prebiotik,” kata Ambar Rukmini.

Ambar Rukmini memprediksikan produk pangan berbasis pangan fungsional dapat dipastikan akan mendominasi pasar. “Tidak hanya fungsinya yang telah terbukti dapat mencegah dan/atau mengobati penyakit, pangan fungsional juga semakin diburu untuk meningkatkan imunitas agar terhindar dari Covid-19,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *