YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Rektor Universitas Islam Indonesia (UII), Prof Fathul Wahid ST, MSc, PhD mengatakan pihaknya tidak bisa memaksa Ahmad Munasir Rafie Pratama (AMRP) yang berada di Boston, Amerika Serikat pulang ke Indonesia. AMRP telah didiagnosa rumah sakit ada masalah kesehatan dan harus berobat.
Rektor UII mengungkapkan hal tersebut kepada wartawan seusai peluncuran Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Bersama Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) wilayah V Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) di Kantor Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Yogyakarta, Senin (27/2/2023).
Fathul Wahid tidak memberikan jawaban pasti ketika ditanya nama rumah sakit tempat AMRP berobat. “Apakah dirawat di rumah sakit, mondok atau rawat jalan tidak ada informasi seperti itu dari rilis Kemenlu yang diterima UII,” kata Fathul.
Dijelaskan Fathul, UII saat ini sedang membentuk tim internal untuk mengevaluasi tindakan AMRP yang mengubah rute ke Boston Amerika Serikat. Tim akan menilai berdasarkan fakta yang diperoleh di lapangan. Selanjutnya, fakta yang diperoleh di lapangan akan didiskusikan.
“Pemberian sanksi kalau ada, melalui tahapan yang sudah pasti. Tidak oleh tim, rektor bahkan bisa sampai Senat. Sehingga kita ingin semuanya mendapatkan perlakuan yang setara,” tandas Fathul.
AMRP dinyatakan hilang setelah bersama Fathul Wahid, Dr R Teduh Dirgahayu melakukan kunjungan ke University of South-Eastern Norway (USN) Norwegia sejak 5 Februari 2023. Kunjungan ini untuk mempererat kerja sama kedua universitas, dengan dukungan pendanaan dari Uni Eropa, melalui skema Erasmus+.
Kemudian pada 12 Februari 2023, mereka meninggalkan Norwegia melalui Bandara Oslo. Fathul Wahid berjumpa terakhir dengan AMRP di Oslo, Norwegia pada malam 11 Februari 2023. Tim UII terbagi dalam tiga penerbangan berbeda. AMRP sendirian dalam penerbangan kembali ke Indonesia, melalui Istanbul, Turki.
AMRP dijadwalkan mendarat di Jakarta pada 16 Februari 2023 pukul 18.00 WIB. Namun Adik AMRP yang menjemput dan menunggu di pintu kedatangan tidak mendapati kakaknya. Sehingga keluarga berinisiatif melaporkan ke polisi jika AMRP hilang. (*)