UII Peduli Sediakan Portable Wastafel Bagi Pengunjung Pasar

Portable Wastafel bantuan UII Peduli di Pasar Rejodani, Sleman. (foto : istimewa)

YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — UII Peduli menyediakan portable wastafel bagi pengunjung Pasar Rejodani dan Degolan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jumat (1/5/2020). Hal ini dimaksudkan agar pengunjung dan pedagang kedua pasar dapat menjaga kebersihan sehingga terhindar dari Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).

Portable wastafel diserahkan Ketua Satgas Covid-19 UII, Dr. Abdul Jamil, SH, MH kepada perwakilan pengurus masing-masing pasar. Sebelumnya, UII Peduli juga menyerahkan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis, masker, dan Sembako.

Bacaan Lainnya

Rektor Universitas Islam Indonesia (UII), Prof Fathul Wahid, ST, MSc. PhD, menjelaskan wabah Covid-19 sudah berlangsung agak lama. Fokus perhatian pemerintah tidak hanya kesehatan dan juga sektor lain, termasuk ekonomi. Pemerintah menganjurkan agar anggota masyarakat  bekerja dari rumah untuk memutus mata rantai penyebaran virus. 

Namun tidak semua orang dapat menjalankan anjuran pemerintah tanpa implikasi kehilangan penghasilan. Para pedagang di pasar yang mengandalkan penghasilan dari kerja harian tidak bisa meninggalkan pasar terlalu lama. Karena itu, mereka tetap berjualan di pasar.

Menurut Fathul, ketika  tidak bisa memaksa mereka menghentikan aktivitasnya, maka UII Peduli membantu mengamankan aktivitas mereka dari sisi kesehatan. Salah satunya, UII Peduli menyediakan tempat cuci tangan portable.

Dikatakan Fathul Wahid, untuk membuat portable wastafel melibatkan laboran dari Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri (FTI) UII. Tempat cuci tangan karya FTI UII ini menggunakan bak tandon cukup besar, sehingga bisa dipakai banyak orang. 

“Selain itu, untuk mengambil sabun cair dan air, tidak melibatkan sentuhan tangan, tetapi menggunakan pedal. Ini akan mengurangi potensi penularan virus,” jelas Fathul.

Fathul Wahid menambahkan, alat serupa bisa dibuat siapa saja dengan keterampilan mengelas yang cukup. Bila bahan menggunakan besi bisa bertahan cukup lama, dan biaya tidak terlalu besar. Setiap unit berharga Rp 4,5 juta.

“Jika wabah ini masih berkepanjangan, kami akan berupaya memproduksi lebih banyak dan mendonasikannya di tempat aktivitas ekonomi rakyat yang membutuhkan,” ucapnya. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *