YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta terus melaksanakan penanaman berbagai jenis pohon di lingkungan Kampus Terpadu Jalan Kaliurang Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Selasa (22/4/2025), UII menanam tiga pohon kepel di Taman Sisi Barat Gedung GBPH Prabuningrat Rektorat UII.
Penanaman pohon yang dilaksanakan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) UII untuk memperingati Hari Bumi dan Milad ke-82 UII. Penanaman pohon yang dihadiri Rektor UII, Fathul Wahid; Wakil Rektor UII, Sekretaris Yayasan Badan Wakaf, Siti Anisa SH, MHum; Kepala PAIK (Pengelolaan Aset, Infrastruktur, Kawasan, dan Pemeliharaan) Ir Suharyatmo, MT; Dekan FTSP, Prof Dr -Ing Ar Ir Ilya Fadjar Maharika, MA, IAI; Ketua Jurusan dan Ketua Program Studi di lingkungan FTSP; Ketua Milad UII yang ke 82, Ir Fitri Nugraheni, ST, MT, PhD, IPM, mengangkat tema ‘Aksi Hijau: Tanam Pohon untuk Bumi Lestari.’
Dekan FTSP, Ilya Fadjar Maharika menjelaskan pemilihan pohon kepel tidak hanya berdasarkan nilai konservasinya, tetapi juga karena makna simbolik yang dikandungnya. Secara etimologis, kata ‘kepel’ berkaitan dengan istilah Arab ‘kafala’ yang bermakna mencukupi, merepresentasikan prinsip tanggung jawab dan keberkahan.
“Dalam budaya Jawa, kepel dikenal sebagai simbol kesucian, keanggunan, dan harmoni, yang dahulu hanya ditanam di lingkungan keraton dan dikonsumsi oleh putri bangsawan sebagai bagian dari tradisi kecantikan dan spiritualitas,” kata Ilya Maharika.
Dalam perspektif nilai-nilai Islam, tambah Ilya, pohon kepel mencerminkan pentingnya kesucian lahir batin, kesabaran, kesederhanaan, serta keseimbangan hidup antara manusia dan alam. Buahnya yang harum, pohonnya yang tumbuh perlahan, dan keberadaannya yang tidak mencolok menjadi pengingat tentang pentingnya hidup bersahaja namun bermakna.
“Selain manfaat ekologisnya seperti menyerap karbon dan meneduhkan lingkungan, kepel juga menjadi simbol rasa syukur atas karunia Allah dan tanggung jawab manusia sebagai khalifah di bumi,” kata Ilya.
Menurut Ilya Fadjar Maharika, penanaman pohon kepel bukan hanya simbol kepedulian terhadap lingkungan, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap kekayaan flora lokal Indonesia dan nilai-nilai spiritual yang menyertainya. “Kegiatan ini diharapkan menjadi pengingat bahwa menjaga bumi bukan hanya tugas satu hari, melainkan komitmen berkelanjutan dari seluruh elemen masyarakat. Dengan aksi sederhana seperti menanam pohon, UII terus menanam harapan untuk masa depan bumi yang lebih lestari dan berkelanjutan,” harap Ilya.
Sementara Rektor UII, Fathul Wahid, mengatakan penanaman pohon ini merupakan bagian ikhtiar UII dalam menjaga lingkungan. Alasan pertama, penanaman pohon sesuai dengan tema Milad UII ke 82 ‘UII Mengerti Bumi.’ Alasan kedua, penanaman pohon merupakan pesan universal. Artinya UII menjaga ekosistem lingkungannya, yang bisa diwujudkan dalam banyak cara.
Pemilihan pohon kepel, kata Fathul Wahid, karena kepel akan dijadikan Ikon Kampus UII. Tiga pohon kepel yang ditanam membuat UII telah memiliki 45 pohon kepel. “Kalau nanti masih ada ruang-ruang kosong lagi akan kita tambahkan dengan pohon lain,” kata Fathul.
Menurut Fathul, kehadiran pohon-pohon di Kampus UII, menghadirkan keragaman perspektif, variasi pandangan, semuanya mendapatkan tempat. Hal itu, merupakan salah satu yang menjadikan UII bertumbuh cukup dinamis, karena merawat multikulturalisme.
“Hendaknya, multikulturalisme tidak hanya pada tanaman atau keanekaragaman hayati, tetapi pemikiran yang berkembang di UII. Kita berharap semangat itu tetap kita rawat untuk masa yang sangat lama. Dan itu menjadi nilai-nilai yang ditanamkan oleh para pendiri. Sejak berdirinya, UII adalah multikultur atau bahkan heterokultur,” kata Fathul. (*)