YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Rektor Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta, Prof Dr Edy Suandi Hamid, MEc mengungkapkan industri kreatif di Indonesia mampu memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Selama tahun 2002-2006, kontribusi industri kreatif mencapai Rp 104.4 triliun atau rata-rata 4,75%. Jumlah tersebut di atas rata-rata kontribusi sektor pengangkutan dan komunikasi, bangunan dan listrik, gas, dan air bersih.
Edy Suandi Hamid mengemukakan hal tersebut pada Focus Grup Discussion (FGD) untuk mendiskusikaan penelitiannya di Kampus UWM Yogyakarta, Kamis (6/9/2018). Tim peneliti terdiri Edy Suandi Hamid, Drs. Awan Setya Dewanta, M.Ec.Dev, Muhammad Jauharul Maknun, SE., M.EK, Ilham Hasura Maulana, SE, MEc.Dev dan Fauzan Husaini, Sei.
Lebih lanjut, Edy Suandi Hamid mengatakan berdasarkan data Kementerian Perdagangan, tenaga kerja yang diserap industri kreatif mencapai sebesar 4,5 juta pekerja pada tahun 2006 dengan tingkat pertumbuhan 17,6%. Produktivitas tenaga kerja mencapai 19,5 juta per pekerja tiap tahunnya. Tiga subsektor yang memberikan kontribusi paling besar nasional adalah fashion (30%), kerajinan (23%) dan periklanan (18%). “Berbagai hal tersebut menjadi latar belakang untuk mengembangkan lagi industri kreatif,” kata Edy.
Menurut Edy, output yang diharapkan dari penelitian ini adalah gagasan kebijakan desentralisasi fiskal dengan tujuan peningkatan industri kreatif pada tiap daerah di Indonesia. Tujuannya, penyusunan peta klaster regulasi dan kebijakan industri kreatif kabupaten/kota di Indonesia; dan perumusan model sinergi yang melibatkan pemangku kepentingan industri kreatif.
Beberapa rekomendaasi dari FGD ini di antaranya sistem dan peran serta elemen pemerintah dalam mendukung pertumbuhan industri kreatif. Perlu dibuat suatu asosiasi atau komunitas yang di dalamnya mencakup para pelaku ekonomi kreatif.
Selain itu, pelibatan perguruan tinggi perlu ditingkatkan untuk menyusun kebijakan. Serta diperlukan kerjasama dengan media massa untuk lebih memberikan nilai promosi.