YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Adrian Agavie Pradana, SSi, FSAI, Actuarial Services pada Pricewaterhouse Indonesia menandaskan profesi aktuari belum dikenal masyarakat. Namun profesi ini memiliki prospek yang sangat cerah seiring dengan kemajuan teknologi informasi.
Andrian mengungkapkan hal tersebut pada Talkshow Aktuaria di Auditorium Gedung Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Univesias Islam Indonesia (FMIPA UII) Yogyakarta, Rabu (5/9/2018). Talkshow Aktuaria bertajuk ‘Non-Traditional Careers For Actuary’ digelar Jurusan Statistika.
Selama ini, banyak kalangan beranganggapan menjadi aktuaris akan selalu bekerja di perusahaan asuransi. Pada kenyataannya, aktuaris sangat dibutuhkan perusahaan di luar asuransi untuk membantu dalam audit, cadangan perusahaan, dan konsultan finansial.
Aktuaris, kata Andrian, memiliki standar kerja agar memuaskan pelanggannya. Salah satu di antaranya, aktuaris harus memiliki kemampuan berkomunikasi. “Skill komunikasi harus dimiliki, karena untuk menjelaskan terhadap orang yang menggunakan jasa accountant publik. Sehingga laporannya bisa diterima,” kata Andrian.
Sementara Ketua Program Studi Statistika FMIPA UII, Dr Edy Widodo MSi, mengatakan di masa depan aktuaris merupakan bidang yang menarik. Sedang saat ini tenaga aktuaris masih sangat langka. “Di Yogyakarta itu masih susah mencari aktuaris. Ada ahli aktuaria di UGM, tetapi tidak praktek. Padahal menjadi aktuaris tarifnya mahal,” kata Edy Widodo.
Menurut Edy, talkshow bertujuan memberikan informasi kepada peserta tentang cakupan karir profesi aktuaris yang luas dan tidak hanya berkutat seputar asuransi. Sehingga acara ini diharapkan dapat mengubah paradigma dari aktuaris sebagai tenaga profesional asuransi menjadi aktuaris sebagai salah satu solusi permasalahan finansial perusahaan.