Mahasiswa UII Ubah Limbah Pertanian Jadi Pestisida

Mahasiswa KKN-PPM UII sedang mensosialisasikan Pirolisis kepada warga Desa Butuh, Purworejo, Jawa Tengah. (foto : istimewa)

YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata- Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Unit 310-315 Universitas Islam Indonesia (UII) berhasil mengubah limbah pertanian berupa jerami dan sekam padi menjadi enegi terbarukan dan pestisida. Limbah pertanian, jerami dan sekam padi diubah menjadi briket dan asap cair menggunakan alat pirolisis.

Mereka mensosialisasikan penggunaan pirolisis kepada anggota kelompok tani Desa Butuh, Kecamatan Butuh, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Bahkan hasil sulingan yang berupa asap cair telah diujicobakan sebagai pestisida organik bagi tanaman petani dan hasilnya cukup menggembirakan.

Dijelaskan Imam Sahroni MSc, salah satu dosen pembimbing KKN Unit 310-315, selama ini, limbah pertanian yang berupa sekam hanya digunakan sebagai bahan pembakaran batu bata atau dibakar begitu saja. Petani belum memanfaatkan limbah tersebut secara optimal dan memiliki nilai ekonomis tinggi.

Sehingga mahasiswa KKN-PPM Unit 310-315 yang berada di bawah pembimbing utama Lutfia Isna Ardhayanti MSc, berinisiatif mengolah limbah tersebut menjadi briket atau energi terbarukan dan asap cair atau pestisida. Kemudian mahasiswa KKN-PPM UII mensosialisasikan cara pengolahan tersebut kepada anggota kelompok tani.

“Sosialisasi dan pelatihan ini bertujuan memberikan informasi tambahan mengenai pemanfaatan limbah sekam dan jerami yang dapat diubah menjadi energi alternatif dalam bentuk briket dan pestisida alami yang berupa asap cair. Diharapkan temuan ini dapat meningkatkan perekonomian warga,” kata Roni, panggilan akrab Imam Sahroni di Kampus FMIPA UII, Senin (24/9/2018).

Sosialisasi dan pelatihan, jelas Roni, dilakukan di Desa Butuh, Kecamatan Butuh, Kabupaten Purworejo yang dilaksanakan secara bergantian di setiap perdukuhan atau kelompok tani. Sehingga setiap pedukuhan atau kelompok tani mampu mengolah limbah pertanian menjadi alternative energi terbarukan dan pestisida alami.

Sosialisasi dan pelatihan tersebut diikuti empat kelompok tani yaitu Kelompok Tani Makmur I, II, III dan IV. Mereka berasal dari Dusun Krajan, Dusun Abean, Dusun Adinegaran dan Dusun Ketundan.

Dalam sosialisasi, mahasiswa tidak hanya memberikan paparan mengenai proses pembuatan briket dan asap cair dari limbah sekam padi. Mereka mengajak warga berpartisipasi dalam membuat produk tersebut melalui simulasi pembuatan produk. Warga diberikan gambaran mengenai pemasaran produk hingga gambaran produksi skala besar.

Pirolisis, ujar Roni, merupakan proses pemanasan tanpa oksigen yang akan mengubah hidrokarbon (seperti halnya tempurung kelapa,jerami,kayu.) menjadi energi. Cara kerjanya, memanaskan bahan hidrokarbon pada suhu tinggi dalam ruang tertutup tanpa adanya oksigen. Pemanasan pirolisis secara umum maksimal 250-500 °C, sedang kondisi di Desa Butuh hanya 90-150 °C. Bahan bakar pemanasannya menggunakan kompor dengan gas elpiji

“Asap yang dihasilkan dialirkan pada kondenser (pendingin) untuk diubah menjadi asap cair. Arang hasil Jerami kemudian di buat menjadi briket,” kata Roni sambil menambahkan pestisida organik ini sudah digunakan pada tanaman cabai dan jambu milik warga.

Program sosialisasi pengolahan limbah sekam padi ini merupakan tema utama KKN-PPM UII unit 310-315. Sumber dana diperoleh dari hibah Pengabdian Masyarakat Kementerian Riset Teknologi Perguruan Tinggi (Kemenristekdikti) tahun 2018.

“Program ini juga dilaksanakan bersamaan dengan program kerja lainnya yang mendukung dan menjadi kebutuhan Desa Butuh dan dikerjakan selama satu bulan (Agustus 2018) sebagai satu kesatuan program kerja KKN UII,” jelasnya.

Sementara Ketua Kelompok Tani Makmur II, Wahono mengatakan kegiatan ini sangat bermanfaat bagi petani. Sebab Desa Butuh memiliki jerami dan sekam yang jumlahnya sangat banyak, terutama setelah panen padi. “Semoga kelak kami bisa memproduksi asap cair dan briket dengan alat ini serta kami doa kan semoga para mahasiswa KKN UII ini menjadi orang-orang yang sukses,” kata Wahono.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *