CEO Difabike Beri Motivasi Mahasiswa Fisipol UWM

Triyono menggunakan kruk saat menyampaikan kuliah umum di UWM Yogyakarta, Kamis (27/9/2018). (foto : istimewa)

YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Penggagas dan Chief Executive Officer (CEO) Difabike, Triyono SPt memberi kuliah umum di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Widya Mataram (Fisipol UWM) Yogyakarta, Kamis (27/9/2018). Kuliah umum yang mengangkat tema ‘Generasi Milenial Bervisi Sosial Bersemangat Entrepreneurship’ diharapkan bisa memberi motivasi mahasiswa baru.

“Kuliah umum yang menghadirkan narasumber yang inspiratif tersebut akan meng-influence mahasiswa UWM dan menanamkan tentang bagaimana menyikapi hidup, memposisikan diri, dan berproses untuk hidup,” kata Suwarjo SIP, MSi, Dekan Fisipol UWM.

Bacaan Lainnya

Suwarjo mengatakan kuliah umum bisa memberikan asupan gizi dan motivasi bagi para mahasiswa baru. Ia berharap kolaborasi kegiatan antara Fisipol dan Panitia Dies UWM bisa memberikan dampak positif terutama kemajuan institusi.

Kuliah umum ini diikuti mahasiswa baru Fisipol dan mahasiswa di lingkungan UWM. Dekan, Kaprodi di lingkungan Fisipol, Ketua Panitia Dies, dan sejumlah dosen yang diundang dalam acara tersebut.

Sementara Triyono, menjelaskan masa-masa perjuangan saat masih kecil dan harus menerima kenyataan dengan terserang folio. Kondisi tersebut memaksa Triyono untuk berjuang keras dengan dua kruknya. Namun kondisi tersebut tidak menyurutkan semangatnya sehingga saat ini telah menjadi entrepreneur salah satunya layanan ojek bagi para difabel. Keunikannya adalah selain memang untuk orang-orang yang berkebutuhan khusus, ternyata pengendara juga merupakan difabel.

Triyono yang juga penggagas Difa City Tour tersebut menyampaikan seseorang harus hidup bermakna bagi orang lain. Karena itu, seseorang harus secepat mungkin sadar diri. Ia juga menegaskan banyak sarjana yang menganggur dilatarbelakangi oleh rendahnya keinginan mengasah jiwa kewirausahaan.

“Mahasiswa seharusnya memiliki dorongan kuat untuk mengasah naluri atau insting berwirausaha sehingga tidak hanya mengandalkan gelar sarjana yang kelak akan didapatkan,” kata Triyono.

Di era Industri 4.0, ujar Triyono, generasi milenial seharusnya dapat dioptimalkan untuk membuka kran usaha dengan berproses sesuai dengan kemampuan diri secara sustainable. Banyak informasi yang bisa diperoleh dan berpeluang mendapatkan profit maupun benefit.

“Mahasiswa dapat memanfaatkan media sosial untuk berbisnis. Tentu saja tata kelola keuangan, program sampai segmentasi pasar juga harus dimatangkan untuk menumbuhkembangkan usaha,” ujarnya.

Menurut Triyono, mahasiswa UWM harus membawa kemajuan kampus dengan segera sadar diri memahami kemampuan diri dan tidak membandingkan dengan kemampuan orang lain. Selain memikirkan diri sendiri, Triyono mengajak untuk mencoba keluar dari cangkang sejenak untuk memikirkan orang lain dan beripkir tentang social enterprise. “Saat ini mahasiswa tidak boleh hanya menjadi agen of change, namun menjadi leader of change,” tegasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *