Kemajuan Ekonomi Jadi Hambatan Pembangunan Infastruktur

Ibnu Sina, Harsoyo, dan Widodo Brontowiyono memberikan keterangan kepada wartawan di Yogyakarta, Rabu (12/10/2016). (foto : heri purwata)

YOGYAKARTA — Pesatnya kemajuan ekonomi masyarakat membuat infrastruktur jalan tidak dapat menampung kendaraan warga. Akibatnya, banyak kota lama di berbagai negara sering terjadi kemacetan.

Demikian diungkapkan Dr Harsoyo, rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta kepada wartawan di sela-sela The Fouth International Conference on Sustainable Built Environment (4th ICSBE) di Yogyakarta, Rabu (12/10/2016). ICSBE digelar bersamaan dengan milad Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP).

Lebih lanjut Harsoyo mencontohkan Kota Yogyakarta saat ini sudah mengalami kemacetan di berbagai ruas jalan. Hal ini disebabkan perencanaan infrastuktur yang meleset dari prediksi saat membangunnya. “Waktu pembangunan infrastruktur acuannya, sepeda, ternyata harga mobil saat ini sangat terjangkau sehingga banyak warga yang memiliki mobil dan membuat kemacetan,” kata Harsoyo yang didampingi Dekan FTSP, Prof Widodo Brontowiyono dan Walikota Banjarmasin Ibnu Sina SPi MSi.

Mendesain infrastruktur yang ideal, kata Harsoyo, memang tidak mudah karena memerlukan dana yang cukup besar. Sebab untuk pelebaran jalan membutuhkan dana yang besar akibat harga tanah yang tinggi. “Ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja, tetapi di Malaysia juga menghadapi permasalahan yang sama. Namun kota-kota baru di Malaysia jalan-jalan sudah diperlebar,” tandas Harsoyo yang juga dosen FTSP.

Sedang Walikota Banjarmasin, Ibnu Sina mengungkapkan pihaknya mengkonsentrasikan diri pada infrastruktur jalan air. Sebab jalan darat membutuhkan dana yang cukup besar untuk pembangunannya. “Infrastruktur air ini juga dilengkapi dengan ambulan dan rumah sakit dibuat di pinggir sungai agar lebih cepat mengevakuasi orang sakit,” kata Ibnu Sina.

Sedang Eko Siswoyo PhD, ketua panitia mengungkapkan tujuan ICSBE sebagai ajang tukar menukar ide, pemikiran, dan pengetahuan. Selain itu, menjadi forum desiminasi hasil penelitian terkhini di bidang lingkungan terbangun berkelanjutan bagi para akademisi dan profesional dari berbagai belahan dunia.

ICSBE mendapat dukungan dari University of Hawaii at Manoa dan University of Rhode Island (USA), Hokkaido University (Jepang), dan National Cheng Kung University (Taiwan). Selain itu, juga beberapa orgnisasi profesi seperti Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Intakindo, dan PT Waskita Sangir Energi.

Pembicara dalam forum ICSBE Prof Dolores Foley dan Prof Thomas Boving (USA). Sedang keynote speaker Ibnu Sina SPi MSi, Walikota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Pembicara lainnya adalah Prof Masahiko Fujii (Jepang), Prof Tsair Fuh Lin (Taiwan), Dr Ing Widodo Brontowiyono, dan Surahman M.Eng (direktur PT Waskita Sangir Energi).

Jumlah abstrak dan full paper yang dikirimkan ke ICSBE 2016 lebih dari 140 paper. Sebanyak 95 paper dari berbagai negara seperti Indonesia, Thailand, Malaysia, Bangladesh, Australia, USA, Taiwan, Jepang dan lain-lain yang dipersentrasikan dalam forum ICSBE.

Penulis : Heri Purwata

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *