Internasionalisasi Peguruan Tinggi Jadi Keharusan

Edy Suandi Hamid saat menjadi pembicara pada workshop di Palembang, Jumat (19/1/2018). (foto : istimewa)

PALEMBANG — Pakar Pendidikan Tinggi, Prof Dr Edy Suandi Hamid, MEc menandaskan internasionalisasi harus menjadi concern perguruan tinggi (PT) di era disrupsi inovasi dan globalisasi. Hal ini dapat dilakukan dengan mendesain akreditasi internasional dan masuk dalam pemringkatan World Class University (WCU) yang dilakukan lembaga pemeringkat bereputasi.

Edy Suandi Hamid mengemukan hal itu saat menjadi pembicara pada ‘Workshop Langkah dan Pendampingan untuk masuk Pemeringkatan Dunia : Revitalisasi Media Online Universitas Muhammadiyah Palembang menuju World Class University’ di Palembang, Jumat (19/1/2018). Workshop diikuti dosen dan pimpinan di lingkungan Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP).

Bacaan Lainnya

Lebih lanjut Edy Suandi Hamid, yang juga Wakil Ketua Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) PP Muhammadiyah ini mengatakan dunia semakin terbuka dengan batas-batas yang tipis sehingga mobilisasi sumber daya sangat cepat dan cair. Karena itu, peningkatan mutu secara terus menerus dengan lompatan yang cepat harus dilakukan sehingga posisinya di dunia diperhitungkan.

Posisi internasionalisasi ini antara lain bisa dilihat dari pemeringkatan WCU dan akreditasi internasional. “Pemeringkatan yang belakangan banyak menjadi acuan adalah QS, Webometrics, 4ICU, dan lain lain,” kata Edy.

Menurut Edy, berbagai pemeringkatan bukan hanya simbol, walau bisa untuk promosi. Namun secara substantif peringkat harus menunjukkan kualitas PT tersebut memiliki daya saing global, baik lulusannya maupun kinerja kelembagaan secara keseluruhan.

PT yang hanya berorientasi pada output lulusan sebanyaknya tanpa memiliki kompetensi berdaya saing tinggi, dan kinerja riset buruk, akan terseleksi secara alamiah. Demikian pula PT yang hanya memenuhi kompetensi minimal akan sulit bertahan. Karenanya untuk bisa bertahan harus memiliki kompetensi di atas rata-rata dan mempunyai nilai tambah tertentu.

“PT yang hanya melepas ijazah dengan mudah tanpa melihat ilmu dan kompetensi yang melekat pada ijazah itu, akan gulung tikar di era inovasi disruptif ini,” kata Edy yang juga Rektor Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta ini.

Sementara Rektor UMP Dr Abid Djazuli yang membuka workshop ini berharap UMP bisa menapak masuk dalam WCU. “Untuk kerja sama sudah kita lakukan dengan berbagai PT dunia yang memiliki kualifikasi baik di Asean, Jepang, Australia, Amerika dan beberapa negara eropa dan asia lainnya,” tandas Abid Djazuli.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *