Generasi Muda Miliki Peran Penting bagi Masa Depan Palestina

Dubes Palestina untuk Indonesia (kanan) saat menyampaikan materi kuliah di Kampus Terpadu UII Yogyakarta, Senin (19/5/2025). (foto : heri purwata)
Dubes Palestina untuk Indonesia (kanan) saat menyampaikan materi kuliah di Kampus Terpadu UII Yogyakarta, Senin (19/5/2025). (foto : heri purwata)

YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Generasi muda, termasuk warga Indonesia memiliki peranan penting bagi masa depan Palestina. Generasi muda diharapkan bisa mengambil peran aktif dalam menyuarakan keadilan, menyerukan sanksi internasional bagi Israel, dan terus membangun jejaring solidaritas global.

Demikian diungkapkan Dr Zuhair SM Al-Shun, Duta Besar Palestina untuk Republik Indonesia pada Ambassadorial Lecture di Ruang Teatrikal Lantai 1, Gedung Kuliah Umum Prof Sardjito, Kampus Terpadu Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Senin (19/5/2025). Ambassadorial Lecture yang diselenggarakan Program Studi Hubungan Internasional UII mengangkat tema ‘Hope for Palestinian Youth: The Role of New Generation for the Future Palestine.’

Bacaan Lainnya

Dubes Zuhair mengatakan Nakba Day (Dzkira an-Nakbah) atau hari duka jatuh pada tanggal 15 Mei 2025. Nakba Day pertama kali ditandai dengan pengusiran paksa rakyat Palestina dari tanah kelahirannya oleh Israel. Saat ini, Nakba Day sudah memasuki tahun ke-77. “Meskipun banyak akademisi dan intelektual Palestina yang terpaksa menjadi diaspora, mereka tidak pernah tercerabut dari identitas dan komitmen terhadap tanah airnya,” kata Zuhair.

Zuhair menandaskan jika agresi militer Israel yang didukung kekuatan global membuat prospek perdamaian semakin redup. Rakyat Palestina terus berupaya untuk menciptakan perdamaian dan telah diperjuangkan sejak kepemimpinan Yasser Arafat. “Kunci utama perdamaian terletak pada pengakuan Yerusalem/Al-Quds sebagai ibukota tunggal Palestina,” kata Zuhair.

Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara UII dan Kedutaan Besar Palestina. MoU mencakup kerja sama pendidikan, pertukaran pelajar dan dosen, serta penguatan hubungan antar lembaga pendidikan tinggi kedua pihak.

Rektor UII, Fathul Wahid, menyampaikan UII telah bekerja sama dengan Kedutaan Besar Palestina dalam penyediaan beasiswa pendidikan untuk mahasiswa Palestina. “Semoga Ambassadorial Lecture dapat meningkatkan empati dan solidaritas publik terhadap perjuangan rakyat Palestina,” harap Fathul Wahid. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *