Biro Psikologi UP45 Persiapkan Siswa Hadapi UN

Siswa-siswi SMPN 2 Sedayu dan orangtua saling pelukan saat mengikuti AMT di sekolahnya, Sabtu (29/2/2020). (foto : Humas UP 45)

BANTUL, JOGPAPER.NET — Biro Psikologi Universitas Proklamasi (UP) 45 Yogyakarta mengadakan Achievement Motivation Training (AMT) bagi siswa-siswi SMP N 2 Sedayu, Sabtu (29/02/2020). AMT bertujuan memotivasi dan meningkatkan prestasi siswa kelas 9 yang sebentar lagi akan menghadapi ujian nasional (UN).

Kegiatan ini dipandu Sapta Kurniawati SPsi, MPsi, trainer yang juga dosen Psikologi UP 45 Yogyakarta. Sapta dibantu tim co trainer yaitu Aji Presetyo, SPd, Febriyanti Angelia Ginting, SPd, MSc dan Ika Fatmawati mahasiswa Psikologi UP45.

Bacaan Lainnya

Dijelaskan Bambang, guru Bimbingan Konseling (BK) SMPN 2 Sedayu mengatakan pihaknya merasa kerepotan untuk mempersiapkan mental siswanya dalam menghadapi ujian. “Jumlah murid kelas 9 itu 158 anak. Dua pertiganya itu motivasi belajarnya rendah. Sebagian besar murid kami putra, yang nyuwun sewu sulit diatur,” kata Bambang.

Kondisi ini membuat SMPN 2 Sedayu menggandeng Biro Psikologi UP 45 Yogyakarta untuk menggelar AMT. Bambang berharap AMT ini bisa meningkatkan motivasi belajar siswanya dan bisa meraih nilai tinggi.

Sedang Sapta menjelaskan untuk meningkatkan motivasi perlu dilakukan penjajakan tipe siswa menggunakan Adversity Quotient (AQ) yaitu kecerdasan untuk bertahan dan mengatasi setiap kesulitan hidup melalui perjuangan. AQ ditentukan kadar kemampuan seseorang mengatasi kemelut tanpa menjadi putus asa.

AQ, kata Sapta, bisa dijelaskan menggunakan terminologi pendaki gunung. Ada tiga tipe pendaki gunung yaitu quitter, camper, dan climber. Tipe quitter adalah seseorang yang mudah menyerah. “Ibarat melihat tingginya gunung anak tersebut sudah berputus asa lebih dulu dan merasa tidak mampu melangkahkan kedua kakinya mencapai puncak,” kata Sapta.

Tipe kedua yaitu camper. Seorang pendaki akan berhenti di tengah perjalanan. Mereka merasa sudah belajar dengan maksimal, ketika akan menghadapi ujian anak tipe ini menganggap bahwa usahanya sudah maksimal. Sehingga ia tidak perlu mengulang lagi pelajaran yang sudah berlalu.

“Nilai berapapun yang dia dapatkan, maka nilai itulah yang pantas untuknya. Padahal, ada kemungkinan nilainya bisa maksimal jika ia mengulangi lagi belajarnya,” ujar Sapta.

Tipe ketiga yaitu climber atau pendaki yang mencapai puncak. Anak tipe ini adalah tipe pejuang. Ia selalu bersungguh-sungguh dan komitmen dengan dirinya. Bermain dan menggunakan gadget adalah keputusan anak sendiri. Mereka yang harus berani mengambil keputusan dan mengendalikan diri.

Keberhasilan anak, kata Sapta, selain belajar sungguh-sungguh, orang tua juga harus berkomitmen mendukung dan mendampingi anak. Selain itu, orang tua jangan sampai melewatkan untuk menyebut anak- anak dalam doa. “Dengan membisikkan doa di samping telinga saat anak menjelang tidur, akan menjadi sesuatu yang luar biasa,” katanya.

Di akhir pertemuan, Sapta meminta para murid menulis tentang sekolah lanjutan yang menjadi impiannya dan komitmen menghadapi UN agar bisa masuk ke sekolah tersebut. Dalam momen ini anak dan orang tua duduk saling berhadapan serta menyampaikan keinginan masing- masing. Mereka juga diminta saling berpelukan, untuk menyambung kembali hubungan emosional antara anak dan orangtua.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *