Bertazkiyah Cara Ampuh Atasi Problema Keluarga

Sekola UII Ketahanan Keluarga secara Daring, Selasa (22/12/2020). (foto: screenshotzoom/heri purwata)

YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Ber-tazkiyah merupakan cara ampuh untuk mengatasi permasalahan dalam keluarga. Tazkiyah merupakan proses mengubah nafs (keinginan duniawi) dari keadaan mementingkan diri yang menyedihkan melalui berbagai tahap spiritual menuju tingkat kemurnian dan ketundukan pada kehendak Allah.

Demikian dikatakan Dr Phil Qurotul Uyun, SPsi, MSi, Ketua Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia (FPISB UII) pada pertemuan kelima Sekola UII dengan tema ‘Psikologi Islam untuk Penguatan Relasi Keluarga’ Selasa (22/12/2020). Selain Qurotul Uyun, pertemuan kelima ini juga menampilkan pemateri Dr Sus Budiharto, SPsi, MSi, Psikolog dan Koordinator Bidang Pendidikan dan Pelatihan Pusat Studi Gender (PSG) UII.

Bacaan Lainnya

Dijelaskan Qurotul Uyun, semua keluarga memiliki permasalahan. Ada dua cara untuk memecahkan permasalah yaitu tazkiyah dan tadsia. Tazkiyah merupakan cara berserah diri kepada Allah SWT sehingga nuraninya terbimbing. Selanjutnya, menumbuhkan sikap ridho, ikhlas, sabar dan menerima apa yang sedang dihadapi serta berikhtiar untuk terus memecahkan permasalahan.

Sedang tadsia merupakan cara berserah diri bukan pada Allah SWT. Cara ini lebih menuruti hawa nafsu sehingga memunculkan sikap tidak ridho, marah, menyalahkan pihak lain, dan merasa berlebihan.

“Cara memecahkan problema keluarga dengan tazkiyah akan memunculkan ketenangan jiwa. Sebaliknya, jika menggunakan tadsia akan memunculkan penyakit jiwa, stres, depresi dan kecemasan,” kata Qurotul Uyun.

Cara ber-tazkiyah, jelas Qurotul Uyun, bersyukur, bersabar, memaafkan dan ridho atas permasalahan yang dihadapi. Kemudian melaksanakan shalat wajib dan sunat, berdzikir, berdoa, dan membaca Alquran. “Rasulullah bersabda seseorang yang ber-tazkiyah menyadari bahwa Allah bersamanya di mana pun berada,” jelas Qurotul Uyun.

Orang yang selalu ber-tazkiyah menjadikan peristiwa yang sedang dihadapi sebuah keluarga merupakan kehendak Allah. Sehingga segala peristiwa, baik yang menyenangkan maupun mengecewakan tersebut adalah kehendak Allah. “Semua itu merupakan ujian dari Allah sehingga sebaiknya dikembalikan kepada Allah,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *