Winda : Kuliah di Magister Teknik Industri UII Semakin Mudah

Winda Nur Cahyo (tengah), Susanti Lesnussa, mahasiswa MTI UII yang baru saja menyelesaikan studi. (foto : jerry irgo)
Winda Nur Cahyo (tengah), Susanti Lesnussa, mahasiswa MTI UII yang baru saja menyelesaikan studi. (foto : jerry irgo)

YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Kuliah di Program Studi Magister Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia (Prodi MTI FTI UII) semakin mudah. Menyusul Prodi MTI UII menerapkan lima skema kelas dan tetap menjaga kualitas.

Ketua Program Studi Magister Teknik Industri, FTI UII, Ir Winda Nur Cahyo, ST, MT, PhD, IPM, Asean Eng, mengungkapkan hal tersebut kepada wartawan pada Syawalan di Yogyakarta, Selasa (29/4/2025). Dalam kesempatan tersebut juga diperkenalkan mahasiswi baru Prodi MTI UII, Susanti Lesnussa dari Universitas Iqra Buu, Namlea, Kecamatan Namlea, Kabupaten Buru, Maluku. Susanti Lesnussa mendapatkan beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dari Kementerian Keuangan.

Bacaan Lainnya

Penerapan lima skema kelas, kata Winda, sebagai upaya memberikan alternatif pendidikan yang fleksibel sesuai dengan kebutuhan dan latar belakang profesional calon mahasiswa. Lima jenis kelas yang ditawarkan meliputi Kelas Reguler, Kelas Blended, Fast Track & Double Degree, Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL), serta Kelas By Research.

“Setiap skema dirancang untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam menempuh studi di tengah kesibukan dunia kerja. Pembukaan lima kelas ini merupakan bentuk komitmen kami dalam menjawab tantangan zaman dan kebutuhan masyarakat akan pendidikan tinggi yang adaptif,” kata Winda.

Winda menjelaskan Kelas Reguler diperuntukan bagi calon mahasiswa fresh graduate dari S1 langsung masuk ke Magister (S2). Mahasiswa Kelas Reguler akan mengikuti kuliah dari pagi hingga sore, dan harinya, Senin sampai Jumat.

Kedua, kata Winda, Kelas Fast Track diperuntukan bagi teman-teman internal di Jurusan Teknik Industri UII. Mereka bisa mengambil kuliah Magister (S2), jika sudah semester tujuh Program Sarjana.

Kelas Blended, jelas Winda, merupakan penggabungan kuliah offline dan online malam hari. “Kalau mahasiswa Program S1 yang telah mengikuti Fast Track dan mereka di tengah-tengah perkuliahan S2 diterima kerja, maka mereka bisa pindah ke Blended,” kata Winda.

Sedangkan Kelas By Research, mahasiswa hanya menempuh teori satu semester, sedang tiga semester berikutnya digunakan untuk penelitian tesis. Kelas Recognisi Pembelajaran Lampau (RPL) diperuntukkan bagi calon mahasiswa yang telah memiliki pengalaman kerja.

Mahasiswa yang mengikuti Kelas RPL, sudah mempunyai nilai terlebih dulu. Kemudian nilai tersebut dilaporkan ke Kemendikti. Sehingga nilai mereka sudah terrecord di Kemendikti dan tinggal mengambil mata kuliah sisanya.

“Jadi pengalaman kerja mereka, training, sertifikasi, itu bisa dikonversi ke dalam mata kuliah yang relevan. Sehingga mereka mengambil mata kuliah tidak sebanyak yang reguler atau blended. Keuntungannya, mereka bisa lulus dalam waktu satu tahun,” jelas Winda.

Winda menambahkan, selain kemudahan dengan Skema Lima Kelas, Prodi MTI UII juga menjaga kualitas pendidikan. Pertama, Kurikulum Berbasis Industri dan Riset Terkini. Program ini menggabungkan pendekatan akademik dan praktis, berorientasi pada kebutuhan industri modern dan berbasis riset, sehingga lulusan siap menghadapi tantangan profesional di berbagai sektor.

Kedua, Dosen Berkompeten dan Berpengalaman. Dosen Pengajar di Magister Teknik Industri FTI UII merupakan akademisi dan praktisi berpengalaman di bidang teknik industri, yang memberikan pembelajaran berbasis kasus nyata dan inovasi.

Ketiga, Lingkungan Akademik Islami dan Berintegritas. Sebagai bagian dari Universitas Islam Indonesia, program ini menanamkan nilai-nilai keislaman, etika profesional, serta integritas dalam setiap aspek perkuliahan, membentuk lulusan yang tidak hanya kompeten secara teknis, tetapi juga bermoral tinggi.

Keempat, Beasiswa. Salah satunya Beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) adalah program beasiswa penuh yang dibiayai oleh pemerintah Indonesia. Kelima, Peluang Karier dan Jaringan Profesional yang Luas. “Dengan jejaring alumni dan kerja sama yang kuat dengan dunia industri, mahasiswa mendapatkan akses ke berbagai peluang magang, proyek kolaboratif, hingga karier pasca-lulus yang lebih terbuka,” kata Winda.

Sementara Susanti Lesnussa, mengatakan dirinya mendapatkan Beasiswa LPDP Afirmasi. Beasiswa ini diperuntukan bagi kelompok tertentu seperti daerah 3T (Tertinggal, Terjauh dan Terluar), penyandang disabilitas, dan masyarakat adat.

Proses mendapatkannya, kata Susanti, mendaftarkan diri menjadi mahasiswa MTI dengan beasiswa LPDP secara online. Kemudian Susanti memilih Universitas Islam Indonesia (UII) dan memilih Magister Teknik Industri. Setelah mengikuti tes, Susanti dinyatakan lulus.

Susanti mengaku memilih MTI UII atas dasar pertimbangan akademik, relevansi bidang studi dan dukungan terhadap tujuan besar LPDP. “Saya mempercayai LPDP tidak salah memilih apalagi dalam hal kualitas untuk membangun negeri. Sebagai penerima beasiswa LPDP saya juga berkewajiban untuk memilih program pendidikan yang tidak hanya berkualitas tinggi tapi juga berkontribusi langsung terhadap pembangunan nasional dan itu ada di MTI UII,” kata Susanti. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *