UWM Gelar Fashion Show Kebaya

Rektor UWM dan pengisi acara foto bersama seusai kegiatan yang bertajuk Frozen Light Fashion di JCM Yogyakarta, Sabtu (30/12/2017). (foto: istimewa)

YOGYAKARTA — Universitas Widya Mataram (UWM) bekerja sama dengan Pusaka Nusantara menyelenggarakan talkshow, fashion show batik dan kebaya dalam penggunaan kehidupan sehari-hari. Kegiatan yang bertajuk Frozen Light Fashion dilaksanakan di Kampus II UWM Yogyakarta di Jogja City Mall (JCM), Sabtu (30/12/2017).

Dijelaskan Humas dan Kerjasama, Dr Jumadi SE, MM, acara ini bertujuan untuk melestarikan budaya nusantara, khususnya batik dan kebaya. Selain talkshow, juga diadakan kegiatan fashion show, pameran busana dan kebaya serta tutorial penggunaan busana kain tradisional.

Bacaan Lainnya

“Penggunaan kain tradisional tanpa dijahit ataupun menggunakan tali sebagai pengikat, melainkan terdiri atas seni melipat kain dan mengenakannya dalam tubuh,” kata Jumadi di Yogyakarta, Sabtu (30/12/2017).

Sedang Rektor UWM, Prof Dr Edy Suandi Hamid, M.Ec menyambut baik kerjasama UMW dan Pusaka Nusantara. Hal ini sesuai dengan visi UWM untuk menjadi perguruan tinggi unggul dan berbasiskan budaya. “Acara ini sangat relevan dengan UWM yang mempunyai jargon The Campus for Cultur Excellent,” tandas Edy.

Selain itu, Edy Suandi Hamid juga menginformasikan peserta talkshow tentang keberadaan kampus II UWM di Jogja City Mall. Kampus II UWM ini diresmikan Sri Sultan Hamengkubuwono X, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Kamis (26/11/2017). Peresmian dihadiri Prof Dr Mohammad Mahfud MD, ketua Yayasan Mataram, dan menghadirkan Andy F Noya untuk mengisi acara bertema Motivational Sharing.

Talkshow menampilkan tiga pembicara, Yunet dari Griya Batik Haryanto, Esti dan Vita dari Cakra Kebaya. Ketiganya menekankan pada pentingnya melestarikan kebudayaan nusantara, khususnya di bidang fashion, batik dan kebaya.

Selain itu, mereka juga menyarankan agar perlu ada edukasi kepada masyarakat tentang batik dan kebaya. Sehingga bisa mencegah agar kebudayaan Indonesia, khususnya batik dan kebaya tidak diklaim negara lain.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *