UP 45 Yogyakarta Terjunkan 313 Mahasiswa KKN

UP 45
Rektor UP 45, Benedictus Renny See (kedua dari kiri) saat memberikan sambutan pada penerjunan mahasiswa KKN di Kalurahan Parangtritis, Senin (1/8/2022). (foto : heri purwata)

BANTUL, JOGPAPER.NET — Universitas Proklamasi (UP) 45 Yogyakarta menerjunkan sebanyak 313 mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kabupaten Bantul, Gunungkidul, Sleman, dan Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sebanyak 263 mahasiswa mengikuti KKN Alternatif, sedang 50 mahasiswa mengikuti KKN Tematik di Kalurahan Parangtritis, Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul.

Rektor UP 45 Yogyakarta, Dr Benedictus Renny See SH, SE, MH mengemukakan hal tersebut pada pembukaan penerjunan mahasiswa KKN UP45 di Kalurahan Parangtritis, Senin (1/8/2022). Menurut Rektor UP 45, kegiatan KKN merupakan sebuah wahana bagi mahasiswa yang tidak hanya untuk meningkatkan kecerdasan intelektual, tetapi juga kecerdasan emosional dan spiritual.

Bacaan Lainnya

“Dengan KKN diharapkan mahasiswa mampu melihat dan memahami serta memberikan solusi terhadap berbagai perosalan riil yang dihadapi masyarakat,” kata Benedictus Renny See.

Rektor UP 45 merasa yakin mahasiswa UP45 memiliki kapasitas dan kemampuan yang besar untuk membantu secara langsung memecahkan persoalan masyarakat, khususnya masyarakat di Kalurahan Parangtritis. “Dengan kegiatan KKN ini, saya harapkan di kemudian hari mahasiswa UP45 dapat menjadi pemimpin yang berkualitas dan memiliki kepekaan serta kedekatan dengan masyarakat,” harap Renny See. 

Rektor UP 45 mengalungkan tanda peserta KKN kepada mahasiswa. (foto : heri purwata)

Pelaksanaan KKN UP45 tahun 2022, tambah Renny See, tidak jauh berbeda dengan KKN tahun sebelumnya. Karena masih dalam suasana pandemi Covid-19, KKN Alternatif dan KKN Tematik ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa peserta KKN untuk berkontribusi dan bekerjasama dalam program pengabdian masyarakat.

“Ciri khas KKN saat ini dilakukan secara tim dengan kolaborasi multidisiplin. Belajar dari masyarakat itu memiliki makna yang tidak akan hilang dari KKN UP45. Sekaligus untuk mengimplementasikan program MBKB (Merdeka Belajar Kampus Merdeka),” tambah Renny See.

Sedang Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UP 45, Muhammad Noviansyah Aridito SPd, MSc, mengatakan penerjunan 50 mahasiswa KKN Tematik di Kalurahan Parangtritis dimaksudkan untuk membantu mempercepat terwujudnya program Bantul Bersih Sampah di Tahun 2025 (BANTUL BERSAMA). KKN Alternatif dan Tematik UP 45 ini akan berlangsung 1-31 Agustus 2022.

“Ada empat teknologi yang disumbangkan UP 45 kepada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul yaitu Teknologi Termal Pirolisis, Super Komposter, Smart Rubbish Bin, dan Teknologi Gasifikasi. Sedang mahasiswa KKN akan mengedukasi atau mensosialisasikan bagaimana mengelola sampah,” kata Aridito yang juga Ketua Prodi Teknik Lingkungan UP 45.

Sedang Karyana, Jogoboyo atau Kepala Seksi Pemerintahan yang mewakili Lurah Parangtritis menyambut baik mahasiswa KKN UP 45 karena akan membantu Pemerintah Kalurahan dalam memecahkan masalah sampah. Sebab Parangtritis merupakan destinasi wisata yang sudah terkenal di Indonesia sehingga banyak wisatawan yang berkunjung Parangtritis.

Peserta KKN Tematik di Kalurahan Parangtritis. (foto : heri purwata)

Selain itu, Parangtritis ke depan akan semakin banyak dikunjungi wisatawan seiring dengan selesainya Jalan Lintas Selatan Selatan (JLSS). “Kami mengharapkan mahasiswa bisa mentransfer ilmunya kepada masyarakat khususnya dalam mengelola sampah,” harap Karyana.

Sementara Sri Rahayu ST, Subkoordinator Kelompok Substansi Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup yang mewakili Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul mengatakan pihaknya telah memiliki modul untuk sosialisasi pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga (RT). Sehingga mahasiswa KKN UP45 bisa menggunakan modul tersebut sebagai panduannya.

“Hal yang paling urgen itu adalah mengedukasi masyarakat untuk mengolah sampah organik. Sebab sampah ini mudah busuk dan menimbulkan bau tidak sedap. Kami mengharapkan mahasiswa UP 45 bisa mensosialisasikan cara mengolah sampah organik,” kata Sri Rahayu. (*)