Saliva Ejector Kreasi Mahasiwa UII Permudah Dokter Gigi

Wahyu Ismail Kurnia saat menjelaskan kreasinya kepada wartawan di FTI UII Yogyakarta, Senin (13/5/2019). (foto : heri purwata)

YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Saliva Ejector dengan pendekatan Teoriya Resheniya Izobreatatelskikh Zadach (TRIZ), kreasi Wahyu Ismail Kurnia, mahasiswa Magister Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia (FTI UII) memudahkan kerja dokter gigi. Saliva Ejector yang dirancang secara  ergonomis ini merupakan alat untuk menyedot air liur pasien secara otomatis dan dokter gigi tidak lagi membutuhkan bantuan perawat.

“Saliva Ejector ini dimasukkan ke dalam mulut dan diletakan di bagian pinggir mulut. Ujungnya diletakan di bagian belakang mulut yang banyak menampung air liur. Alat ini ada cangkolanya dan tidak perlu dipegangi perawat, pasien juga merasa nyaman. Sangat ergonomis,” kata Wahyu kepada wartawan di Kampus FTI Yogyakarta, Senin (13/5/2019).

Bacaan Lainnya

Wahyu melakukan penelitian ini untuk menyelesaikan studi Magister Teknik Industri FTI UII. Ia mengangkat judul ‘Desain Alat Bantu Saliva Ejector Dengan Pendekatan TRIZ’ di bawah bimbingan Prof Dr Ir Hari Purnomo, MT.

Uji coba Saliva Ejector Ergnomis karya Wahyu terhadap salah satu pasien di klinik gigi Yogyakarta. (foto: istimewa)

Dijelaskan Wahyu, Saliva ejector merupakan salah satu alat kedokteran gigi yang paling sering digunakan ketika pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut pasien. Pada prakteknya, penggunaan saliva ejector konvensional muncul sejumlah permasalahan dalam penggunaan alat saliva ejector.

“Di antaranya, ruang gerak dokter menjadi terbatas, kosentrasi pekerjaan mejadi terganggu. Selain itu, alat saliva ejector konvensional belum mampu menahan dorongan otot mulut ketika evakuasi air liur di bagian posterior mulut, serta sebagian besar pasien masih merasa tergannggu dengan penggunaan kawat pada alat saliva ejector konvensional,” jelasnya.

Karena itu, kata Wahyu, tujuan penelitian ini mencoba untuk mendesain alat bantu saliva ejector baru yang mampu mengatasi permasalahan tersebut. Sehingga kerja dokter dalam memeriksa kesehataan gigi dan mulut pasien dapat dioptimalkan. Penelitian dilakukan bulan Januari – Maret 2019 pada klinik gigi dan rumah sakit bagian pemeriksaan gigi di Yogyakarta.

Penelitian ini, jelas Wahyu, dimulai dari identifikasi kebutuhan pengguna dengan melibatkan 30 pengguna, interpretasi hasil identifikasi melalui spesifikasi alat yang dirancang dengan metode TRIZ. Kemudian dilakukan desain alat usulan dengan softwere Autodesk Fusion 360 dan pembuatan prototype dengan menggunakan mesin 3D printing.

Selanjutnya, hasil alat usulan yang telah jadi, dilakukan uji validitas, uji tingkat efesiensi waktu kerja dan tingkat kenyamanan pengguna. Hasil uji validitas menunjukan bahwa alat usulan mampu memenuhi atau mengatasi permasalahan kebutuhan pengguna dengan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (>0,05).

Kemudian, hasil uji tingkat efesiensi waktu kerja diperoleh rata-rata menggunakan alat usulan selama 24,24 menit. Waktu ini, lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan alat lama yang menghabiskan waktu rata-rata selama 29,77 menit.

Selain itu hasil uji tingkat kenyamanan pengguna  Saliva Ejector Ergonomis diperoleh  rata-rata sebesar 4,08 (nyaman). Sedangkan menggunakan Saliva Ejector Konvensional (alat lama) rata-rata sebesar 2,72 (tidak nyaman).

“Saliva Ejector  Ergonomis ini mampu memberikan kemudahan, efesiensi waktu kerja, keamanan bagi kesehatan dan keoptimalan pada pengguna ketika melakukan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut pasien,” tandas Wahyu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *