Puisi ‘Senja Kala Demokrasi Indonesia’ di Kampus UII

Rektor UII
Prof Fathul Wahid saat memberikan sambutan dan membaca pusi di UIISoreNyastra #2 . (foto : heri purwata)

Wahai surya yang terang,
Tambahkan sinarmu ke negeriku,
Yang semakin gelap,
Karena hukum dipermainkan.

Itulah sepenggal puisi karya Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) yang dibacakan di UIISoreNyastra #2 yang dilaksanakan di selasar utara Gedung Perpustakaan Moh Hatta, Kamis (14/12/2023). Ada 38 puisi yang mengkritisi demokrasi, hukum, hingga perang Israel dan Palestina oleh dosen, mahasiswa, tenaga kependidikan (Tendik).

Bacaan Lainnya

Pada UIISoreNyastra #2, menghadirkan Dr Sukidi, pemikir kebhinekaan yang menyampaikan orasi kebangsaan. Kehadiran Sukidi diharapkan semakin menambah wawasan tentang kebhinekaan.

Rektor UII, Prof Fathul Wahid, ST, MSc, PhD mengatakan UIISoreNyastra #2 mengangkat tema ‘Senja Kala Demokrasi Indonesia.’ Tema ini sengaja diangkat karena ada kegelisahan yang disuarakan melalui karya-karya puisi.

“Melihat kondisi bangsa saat ini yang bisa kita rasakan, tetapi sering kali sulit diungkapkan. Banyak orang yang membicarakan di ruang tertutup, dan diskusi-diskusi kecil. Tetapi yang melantangkan di tempat terbuka sangat, sangat jarang,” kata Fathul Wahid.

Menurut Fathul Wahid, UIISoreNyastra #2 merupakan ikhtiar sebagai upaya merawat akal sehat kolektif anak bangsa. UII mengajak dan mengundang civitas akademika untuk merenung dan merefleksi menuangkan dalam bentuk tulisan.

Ipan Pranashakti, Tendik FIAI saat membacakan puisi. (foto: heri purwata)

“Kemudian dibagikan di ruangan yang kita desain sangat egaliter, terbuka dengan harapan bisa mengangkat, menumbuhkan, meluaskan, kesadaran bersama, bahwa sebagian anak bangsa kita perlu terus merawat antena sensivitas kita. Sebagai anak bangsa kita terus selalu melantangkan apa yang kita anggap benar. Bukan karena benci seseorang, bukan karena ingin menghujat seseorang, tetapi sebaliknya,” katanya.

Puisi-puisi yang dibacakan, kata Rektor UII, merupakan ungkapan rindu anak bangsa untuk mendapatkan, menghadirkan negara dan bangsa yang lebih bermartabat yang mengayomi seluruh warganya. Sehingga diharapkan ke depan Indonesia akan semakin menjadi besar, terhormat di mata negara dan bangsa yang lain di dunia,” harapnya.

Berikut puisi karya Rektor UII, Prof Fathul Wahid :

Semesta Harapan

Wahai surya yang terang,
Tambahkan sinarmu ke negeriku,
Yang semakin gelap,
Karena hukum dipermainkan.

Wahai gemintang yang gagah,
Tunjukkan kembali arah bangsaku,
Yang bertambah limbung,
Dikecoh beragam tipu muslihat.

Wahai rembulan yang indah,
Jadilah simbol kebajikan kaumku,
Yang luntur memudar,
Dimakan angkara keserakahan.

Wahai nurani yang menghitam,
Segera bangkit dari tidurmu,
Menjelmalah menjadi hujan,
Mengusir awan gelap kemunduran.

Wahai Tuhan Yang Maha Kuasa,
Jangan jadikan mereka
Yang tidak takut kepadamu
Menjadi pemimpin kami.

Wahai Yang Maha Pemurah,
Mohon jauhkan mereka,
Yang tidak sayang kepada sesama,
Menguasai urusan bangsa.

Wahai Allah Yang Maha Agung,
Kabulkanlah pinta kami,
Yang lemah dihadapanmu,
Selalu mengharap kasihmu.
(*)