“Kecap Manis” Entaskan Malnutrisi Warga Ngandong

Tim PKM-M FK UII melakukan sosialisasi manfaat daun kelor untuk mengatasi malnutrisi terhadap warga Dusun Ngandong, Desa Girikerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, DIY, Jumat (16/6/2017). (foto : istimewa)

YOGYAKARTA — Kelor atau merunggai (Moringa oleifera) yang mengandung vitamin C, A, kalsium, kalium, protein, dan zat besi sangat berguna untuk mengatasi malnutrisi bagi anak-anak dan orang dewasa. Lima mahasiswa Tim Pogram Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat (PKM-M) Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FK UII) telah membuktikan terhadap warga Dusun Ngandong, Desa Girikerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Tim terdiri dari lima mahasiswa yaitu Anggita Dian Karera, Angga Julyananda Pradana, Alfian Novanda Yosanto, serta Maulida Abdillah Alfaruqy. Tim yang diketuai Finanda Nisa Amani, telah melaksanakan program ‘Kelor Cara Ampuh Pemberantasan Malnutrisi’ (Kecap Manis). “Progam ini telah dilaksanakan 8 April 2017 hingga 3 Juni 2017 dengan agenda sosialisasi, demonstrasi memasak olahan daun kelor, serta monitoring rutin setiap dua minggu sekali,” kata Anggita Dian Karera kepada wartawan di Yogyakarta, Senin (10/7/2017).

Bacaan Lainnya

Dijelaskan Anggita, program tersebut bertujuan mengentaskan kasus malnutrisi dengan cara membiasakan warga mengonsumsi olahan daun kelor. Program yang di bawah bimbingan dr Sunarto MKes, berhasil memenangkan dana hibah dari Kementerian Riset, Teknologi, Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) tahun 2017. “Sebelum program dilaksanakan, tim telah mengkaji dengan sebaik mungkin agar capaian hasil sesuai dengan target yang sudah ada,” kata Anggita.

Sedang anggota tim PKM FK UII, Maulida Abdillah Alfaruqy menambahkan secara garis besar, peserta program ‘Kecap Manis’ menunjukkan perubahan positif dalam hal gizi dan kesehatan. Beradarkan hasil pengukuran, banyak yang mengalami kenaikan berat badan, utamanya anak-anak.

Pengaruh terhadap warga yang lanjut usia (Lansia) ada peningkatan meskipun tidak terlalu signifikan, sebab secara fisiologis masa pertumbuhannya telah selesai. “Tapi beberapa ada yang mengaku bahwa pegal-pegalnya hilang, jadi kuat angkat-angkat kayu bakar, dan ada pula yang semula tekanan darahnya tinggi jadi turun,” ujar Maulida.

Melihat kesuksesan program ‘Kecap Manis’, tim PKM-M FK UII kembali mengadakan sosialisasi dengan tema yang sama. Yaitu, pemanfaatan daun kelor sebagai olahan yang enak dan bergizi, kepada warga Dusun Ngandong dengan audiens yang lebih banyak (sekitar 200 orang) pada tanggal 16 Juni 2017. “Hal tersebut bertujuan agar dampak positif konsumsi kelor semakin berkembang di masyarakat, khususnya Dusun Ngandong,” tambah Maulida.

Ketua PKK Dusun Ngandong, Ny Ngadimin mengaku senang dengan kehadiran tim PKM-M ‘Kecap Manis.’ Sebab selain membuka wawasan warga mengenai pentingnya asupan gizi, juga membantu warga untuk meningkatkan status gizinya secara sukarela dan penuh perhatian. Ny Ngadimin mengemukakan bahwa dengan rutin mengonsumsi daun kelor, warga Dusun Ngandong merasa lebih sehat.
Seorang warga, mbah Risdianto yang juga salah satu peserta program ‘Kecap Manis’ juga merasa senang atas kehadiran mahasiswa Fakultas Kedokteran UII. “Saya senang mbak-mbak dan mas-mas dari UII datang ke sini, memperhatikan kesehatan saya dan warga Dusun Ngandong yang lain. Saya sangat berterima kasih. Kalau saya dulu sempat ada riwayat sakit jantung, tapi yang saya rasakan setelah rutin konsumsi kelor jadi segar dan bugar,” kata mbah Risdianto.

Sementara Kepala Dusun Ngandon, Ngadimin mengemukakan olahan daun kelor bisa dijadikan bisnis bagi warganya. “Efeknya terbukti baik bagi kesehatan, maka alangkah lebih baiknya memang disebarluaskan ke warga. Malah kemungkinan jika jeli melihat pasar, olahan kelor tidak hanya berpotensi dijadikan konsumsi pribadi saja tapi juga dikomersialkan. Kan bisa jadi sumber penghasilan,” kata Ngadimin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *