IAI DIY Kerjasama dengan 24 Prodi Akuntansi

IAI
Hardo Basuki (paling kiri) menyaksikan pimpinan perguruan tinggi melakukan penandatangan MoU. (foto : heri purwata)

YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Ikatan Akuntasi Indonesia (IAI) Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjalin kerjasama dengan 24 Program Studi (Prodi) Akuntansi perguruan tinggi DIY. Penandatanganan naskah kerjasama dilakukan pimpinan perguruan tinggi dan Ketua IAI DIY, Dr Hardo Basuki, MSoc, CSA, Ak, CA, Asean CPA di Yogyakarta, Jumat (8/9/2023).

Hardo Basuki menjelaskan Profesi Akuntan di masa mendatang akan mengalami perubahan signifikan. Karena itu, organisasi profesi, anggota dan institusi pendidikan harus merespon perubahan itu agar bisa mengikuti perkembangan zaman.

Bacaan Lainnya
Hardo Basuki menandatangani MoU disaksikan pimpinan perguruan tinggi. (foto : heri purwata)

Bahkan tambah Hardo Basuki, Kongres IAI ke XIII telah menyetujui Prakarsa 6.1 sebagai langkah ke depan Akuntan Indonesia untuk menguasai perubahan dan menyiapkan masa depan. Salah satu prakarsa menyatakan IAI melakukan penyesuaian Kurikulum Pendidikan Akuntansi dan Pendidikan Profesi yang mengakomodasi perkembangan teknologi dan disrupsi bisnis.

“Kerjasama ini meliputi pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Tri Dharma Perguruan Tinggi itu meliputi banyak aspek. Jadi ada training untuk SDM (sumber daya manusia), seminar. Selain itu, IAI juga bisa berkolaborasi yang bukan hanya Tri Dharma Perguruan Tinggi, tetapi lebih luas lagi. Tergantung kebutuhan,” kata Hardo Basuki.

Menurut Hardo Basuki, kerjasama antara IAI DIY dan perguruan tinggi sudah berlangsung cukup lama dan sifatnya informal. Sehingga penandatangan naskah kerjasama ini hanya sebagai formalitas. “Penandatangan naskah kerjasama ini dibutuhkan untuk akreditasi perguruan tinggi dan harus ada dokumennya. Selama ini ya apa yang diperlukan anggota IAI, kita menggelar in house training yang bekerjasama dengan perguruan tinggi,” kata Hardo.

Sementara Ketua Dewan Pengurus Nasional (DPN) IAI Pusat Dr Ardan Adiperdana, Ak, MBA, CFrA, CA, FCMA, CGMA mengingatkan jika peminat profesi Akuntasi mengalami penurunan. Fenomena ini tidak hanya dialami Indonesia, tetapi juga di negara-negara ASEAN, bahkan global.

“Ini menjadi tanggung jawab kita semua bagaimana untuk meningkatkannya. Ada usulan harus dimulai dari Sekolah Menengah Atas (SMA) untuk sosialisasi tentang peran dan pentingnya profesi akuntan dalam pembangunan ekonomi,” kata Ardan Adiperdana.

Kemajuan ekonomi suatu negara, tambah Ardan, akan semakin komplek transaksi keuangan. Hal ini membutuhkan profesi sektor keuangan yang kredibel. “Tanpa ada profesi sektor keuangan, termasuk akuntan akan menghambat pertumbuhan ekonomi suatu negara,” tandas Ardan. (*)