Himpunan Mahasiswa DRI UII Berikan Tips Cerdas Kuliah S3 Agar Lulus Tepat Waktu

Ahmad Padhil, Alda Bella Oseansky, dan Kholid Haryono. (foto : istimewa)
Ahmad Padhil, Alda Bella Oseansky, dan Kholid Haryono. (foto : istimewa)

YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Selama ini desertasi menjadi momok bagi mahasiswa yang ingin menyelesaikan kuliah di program doktor (S3). Penyusunan desertasi ini yang sering menjadi kendala sehingga mahasiswa tidak bisa lulus tepat waktu yaitu selama enam semester atau tiga tahun.

Permasalahan ini ditangkap Himpunan Mahasiswa Program Studi Doktor Rekayasa Industri (DRI), Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia (FTI UII) dan diupayakan mencari solusi. Salah satunya, menggelar Webinar ‘Tips Sukses Kuliah S3 dari Kakak Tingkat’ dengan menampilkan mahasiswa yang berpotensi lulus 2,5 tahun dengan tiga publikasi. Berbagi Tips Sukses Kuliah S3 dari Kakak Tingkat ini merupakan kegiatan rutin setiap semester.

Bacaan Lainnya

Webinar ‘Tips Sukses Kuliah S3 dari Kakak Tingkat’ yang diselenggarakan Sabtu (22/2/2025), menampilkan dua pembicara. Mereka adalah Dr (cand) Ir Ahmad Padhil, ST, MT, IPM, ASEAN Eng dan Dr (cand) Kholid Haryono, ST, MKom. Sedang moderator Alda Bella Oseansky, ST, MT, MBA, salah satu alumni terbaik dari Magister Teknik Industri FTI UII, Program Fast Track S1/S2 dan melanjutkan Double Degree UII dan NTUST Taiwan.

Prof Dr Ir Elisa Kusrini, MT, CPIM, CSCP, SCOR_P, Ketua Program Studi Rekayasa Industri, Program Doktor, FTI UII mengatakan kegiatan ini diharapkan dapat membantu calon mahasiswa baru atau yang sedang menempuh program S3. Sehingga mereka siap dan dapat mengatasi tantangan akademik, mempercepat proses penelitian, dan meraih kesuksesan dalam studi secara tepat waktu

“Semoga melalui kegiatan ini, kita dapat memperoleh wawasan dan tips yang bermanfaat dalam menghadapi tantangan serta memaksimalkan potensi saat menempuh studi S3. Mari kita jadikan kesempatan ini sebagai momentum untuk saling belajar, menginspirasi, dan mempererat tali persaudaraan antar sesama mahasiswa,” kata Elisa Kusrini.

Jaringan dan Kolaborasi
Ahmad Padhil yang juga Ketua Himpunan Mahasiswa Program Studi Rekayasa Industri, Program Doktor, FTI UII mengatakan jaringan dan kolaborasi dalam studi lanjut S3 sangat krusial. Sebab jaringan dan kolaborasi dapat membuka banyak peluang serta mendukung kesuksesan akademik.
“Membangun hubungan akademik yang efektif dimulai dengan aktif berinteraksi dengan sesama mahasiswa, dosen, serta para ahli di bidang yang relevan. Hal ini dapat memberikan wawasan, dukungan, dan perspektif baru dalam penelitian,” kata Ahmad Padhil.

Kolaborasi, tambah Ahmad Padhil, juga memungkinkan berbagi sumber daya, ide, dan pengalaman untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi selama studi. Selain itu, memiliki jaringan yang kuat memberikan solusi adaptif dalam menghadapi tantangan, baik dalam hal sumber daya, akses informasi, maupun dalam mengatasi hambatan akademik. “Dengan saling mendukung, tantangan dalam studi S3 bisa dihadapi lebih mudah dan efektif,” katanya.

Menurut Ahmad Padhil, strategi membangun jaringan yang efektif selama studi lanjut S3 melibatkan beberapa langkah penting. Pertama, aktif berpartisipasi dalam konferensi dan seminar akademik memberikan kesempatan untuk bertemu dengan para ahli, sesama mahasiswa, dan profesional di bidang yang relevan, membuka peluang kolaborasi dan diskusi yang konstruktif.

Kedua, komunikasi yang efektif, baik secara langsung maupun daring, memainkan peran penting dalam membangun hubungan yang saling mendukung. Selain itu, memanfaatkan teknologi kolaboratif, seperti platform diskusi online dan aplikasi berbagi data, memungkinkan interaksi yang lebih fleksibel dan efisien.

“Teknologi semakin mempermudah akses ke informasi, memperluas jaringan secara global, serta memfasilitasi kolaborasi dengan berbagai pihak di seluruh dunia. Teknologi menjadi alat yang sangat mendukung dalam menciptakan jaringan akademik yang kuat dan bermanfaat,” tandas Ahmad Padhil.

Strategi dan AMOS
Sementara menurut Kholid Haryono, strategi dalam studi S3 itu memiliki peranan 80%, sedang intelektual sebesar 20%. Banyak yang beranggapan kesuksesan kuliah S3 hanya bergantung pada kecerdasan intelektual semata. Padahal, menurut pengalaman banyak mahasiswa S3, kombinasi antara strategi yang tepat dan komitmen yang kuat menjadi kunci utama. “Menempuh pendidikan S3 memang tidak mudah, tetapi bukan hal yang mustahil jika kita memiliki strategi yang tepat,” kata Kholid Haryono.

Selain itu, tambah Kholid Haryono, potensi lulus dalam 2,5 tahun merupakan salah satu hal yang sering dianggap mustahil. Namun, sebenarnya jika dijalani dengan perencanaan yang matang dan komitmen yang tinggi, bukan hal yang mustahil untuk lulus dalam 2,5 tahun. “Kuncinya ada pada strategi yang efisien, pengelolaan waktu yang baik, dan tentu saja, pemilihan topik penelitian yang tepat. Jangan takut untuk mulai merencanakan sejak dini, sehingga waktu yang terbatas bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin,” terang Kholid Haryono.

Lebih lanjut Kholid Haryono mengatakan Asal Manut Ora Susah (AMOS) juga merupakan satu kunci kelancaran studi S3. AMOS merupakan kata bijak yang mengajak mahasiswa S3 agar tekun dan memiliki kemauan untuk mengikuti arahan yang ada. Manut atau mengikuti petunjuk dengan hati yang terbuka seringkali lebih mudah dari pada melawan arus dan mencoba jalan yang lebih sulit.

“Prinsip AMOS ini mengajarkan kita bahwa dalam proses akademik, seringkali keberhasilan datang ketika kita bersedia bekerja keras dan tetap mengikuti arahan yang benar, tanpa membuatnya terasa berat,” tandas Kholid Haryono. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *