UII Buka Prodi Rekayasa Tekstil Ramah Lingkungan

Dr Suharno dan Prof Hari Purnomo saat memberikan penjelasan kepada wartawan di FTI UII Yogyakarta, Selasa (5/3/2019). (foto : heri purwata)

YOGYAKARTA, JOGPAPER,NET — Universitas Islam Indonesia (UII) akan membuka program studi (Prodi) S1 Rekayasa Tekstil ramah lingkungan. Saat ini, UII sedang berihtiar mendapatkan Surat Keputusan Direktorat Jendral Riset Teknologi Pendidikan Tinggi (Ristekdikti) untuk beroperasinya Prodi S1 Rekayasa Tekstil.

“Selama ini, image di masyarakat industri tekstil dinilai sebagai sumber pencemar
lingkungan. Prodi ini didesain ramah lingkungan. Pewarnaan tidak lagi dicelup ke dalam air dalam jumlah banyak, namun menggunakan teknologi nano dan plasma. Penggunaan air sangat minim, sehingga tidak mecemari lingkungan,” kata Dr Suharno Rusdi, Ketua Prodi Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri (FTI) UII kepada wartawan di Yogyakarta, Selasa (5/3/2019).

Bacaan Lainnya

Lebih lanjut Suharno menjelaskan sebetulnya, UII sudah memiliki Prodi Teknik Tekstil sejak tahun 1975. Namun ketika Prodi ini akan dilakukan akreditasi dengan status ‘disamakan’ tidak ada nomenklaturnya. Sehingga tahun 1995 Prodi Teknik Tekstil dijadikan salah satu konsentrasi pada Prodi Kimia.

Kini UII, kata Suharno, sudah mendapatkan nomenklatur Prodi S1 Rekayasa Tekstil dari Kementerian Riset Teknologi Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) dengan nomor 251. Keberadaan nomenklatur ini mempermudah UII membuka Prodi Rekayasa Tekstil. UII menjadi perguruan tinggi pertama di Indonesia yang membuka Prodi Rekayasa Tekstil.

Menurut Suharno, UII sudah menorehkan sejarah dengan mendapatkan nomenklatur 251 untuk Prodi Rekayasa Tekstil. Ini juga mempermudah perguruan tinggi lain yang berkeinginan untuk membuka Prodi Rekayasa Tekstil tinggal mengajukan borang, tidak mencari nomenklatur lagi.

Prodi S1 Rekayasa Tekstil ini memiliki tiga unggulan yaitu konsentrasi material tekstil, proses, dan desain mesin. Konsentrasi material tekstil, mahasiswa akan belajar tentang serat alam sebagai bahan baku tekstil. Konsentrasi proses, mahasiswa akan mempelajari tentang desain fashion. Sedang konsentrasi desain mesin adalah mahasiswa diarahkan untuk menciptakan mesin-mesin sesuai dengan keinginan.

Setelah semester empat, kata Suharno, mahasiswa akan dipilah sesuai dengan konsentrasi yang dipilihnya. Bila mereka memilih konsentarsi material tekstil, mereka akan mempelajari tentang serat. Konsentrasi proses, mendesain fashion. Konsentasi mesin desain akan membuat mesin-mesin dengan bantuan CAD/CAM (computer aid desaign/computer aid manufature,red).

Untuk proses pembelajaran UII telah memiliki banyak dosen dan laboratorium yang memadahi. Saat ini, ada dua dosen yang telah menempuh pendidikan tekstil di Inggris dan Swedia.

Dijelaskan Suharno, pembukaan Prodi Rekayasa Tekstil ini dimaksudkan untuk memenuhi permintaan sumber daya manusia (SDM) industri tekstil dan produk tekstil (TPT). Berdasarkan catatan Kementerian Perindustrian, Industri TPT dapat menyerap tenaga kerjasa 3,58 juta orang atau 21,2 persen dari total tenaga kerja di sektor industri manufaktur.

Industri TPT menjadi satu dari lima sektor manufaktur yang ditetapkan sebagai pionir dalam kesiapan memasuki era revolusi industri 4.0. Industri ini termasuk penghasil devisa negara. Pada triwulan II – 2018, tercatat nilai ekspornya sebesar $ 6,48 miliar.

Dekan FTI UII, Prof Dr Ir Hari Purnomo MT mengatakan sangat mendukung pembukaan Prodi Rekayasa Tekstil. UII telah berjasa membuka nomenklatur sehingga bisa memudahkan perguruan tinggi lain membuka Prodi yang sama.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *