UAD Kembali Menerima Mahasiswa Peserta Sea Teacher

Sea Teacher
Penyambutan tiga mahasiswa West Visayas State University (WVSU) Philipina sebagai peserta Sea Teacher di UAD Yogyakarta, Jumat (2/2/2024). (foto : heri purwata)

YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta kembali menerima mahasiswa peserta Sea Teacher tahun 2024. Sebuah program yang ditawarkan The Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO), untuk memberi kesempatan mahasiswa mengajar di negara lain.

Kali ini UAD Yogyakarta menerima tiga mahasiswa West Visayas State University (WVSU) Philipina untuk praktek mengajar di Indonesia. Mereka akan praktek Sea Teacher di SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta dan Taman Kanak-kanak ABA Ketanggunan Yogyakarta selama satu bulan.

Bacaan Lainnya

Ketiga mahasiswa WVSU Philipina adalah Jey Gumban Eleccion dari Program Studi (Prodi) Pendidikan Biologi, Erika Marie Dela Flor Cruz dari Prodi Pendidikan Guru PAUD, dan Glyja Gem Divinagacia Amada dari Prodi Pendidikan Fisika. Dalam melaksanakan Sea Teacher, mereka didampingi dosen dan mahasiswa dari Prodi yang sesuai jurusan masing-masing.

Dr Ani Susanti, MPd BI, Wakil Dekan Sumber Daya Manusia, Kehartabendaan, dan Administrasi Umum Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UAD mengatakan tujuan Sea Teacher untuk memberikan pengalaman kepada mahasiswa mengajar di tingkat internasional. Selama satu bulan, mereka akan digunakan waktunya untuk observasi, menyiapkan bahan ajar, dan praktek mengajar.

Selama ini, kata Ani Susanti, kendala yang dihadapi mahasiswa peserta Sea Teacher bahasa. “Kalau yang sudah-sudah mereka cepat beradaptasi. Untuk anak SD dan SMP ada pendamping dari UAD,” kata Ani Susanti.

Ani Susanti menambahkan siswa-siswi yang mendapat pelajaran dari peserta Sea Teacher mudah beradaptasi. Mereka tidak hanya menggunakan Bahasa Inggris, tetapi juga menggunakan bahasa tubuh atau isyarat.

“Kalau mahasiswa dari Philipina mereka fasih menggunakan Bahasa Inggris sehingga mereka tidak ada kendala yang signifikan. Berbeda dengan mahasiswa dari Thailand. Mereka tidak fasih berbahasa Inggris dan juga tidak bisa Bahasa Indonesia. Ini agak repot. Untung kita mempunyai mahasiswa asing dari Thailand sehingga bisa menjadi penghubung,” kata Ani Susanti.

Ani Susanti menambahkan kehadiran mahasiswa asing peserta Sea Teacher mengajar di sekolah-sekolah membuat siswa-siswi lebih antusias. “Siswa-siswi SD Muhammadiyah Wirobrajan itu malah menggunakan kesempatan untuk praktek berkomunikasi dengan Bahasa Inggris. Sehingga bisa digunakan untuk mempersiapkan diri sebagai global citizen,” tandas Ani Susanti. (*)