UAD Award untuk Desa Pucang Banjarnegara

Rektor UAD, Dr Kasiyarno menyerahkan UAD Award berupa beasiswa Rp 1 miliar kepada Wakil Bupati Banjarnegara, H Syamsudin untuk diteruskan bagi pemuda Desa Pucang, Rabu (2/5/2018). (foto : heri purwata)

BANJARNEGARA, JOGPAPER.NET — Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta memberikan UAD Award kepada Desa Pucang, Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. UAD Award yang berupa beasiswa senilai Rp 1 miliar diserahkan Rektor UAD, Dr Kasiyarno MHum kepada Wakil Bupati Banjarnegara, H Syamsudin MPd di Halaman TK Aisyiyah 2 Pucang, Rabu (2/5/2018).

Dijelaskan Kasiyarno, Desa Pucang terpilih sebagai penerima UAD Award karena prestasinya mengirimkan pemuda-pemudi kuliah di UAD Yogyakarta sejak masih IKIP Muhammadiyah. “Alumni UAD di Desa Pucang, Kecamatan Bawang, Banjarnegara ada 20 KK (kepala keluarga) yang terdeteksi. Masih ada banyak yang belum terdeteksi,” kata Kasiyarno.

Bacaan Lainnya

Menariknya, lanjut Kasiyarno, satu keluarga yang kuliah di UAD ada 23 orang. “Mereka terdiri dari anak, menantu sampai cucunya. Dari UAD masih berbentuk IKIP Muhammadiyah hingga menjadi UAD,” kata Kasiyarno.

Kasiyarno berharap beasiswa Rp 1 miliar bisa digunakan untuk membeayai 20 mahasiswa dari Desa Pucang ke UAD untuk program studi non Farmasi dan Kedokteran. “Kalau tahun ini belum bisa memenuhi target, bisa digunakan tahun ajaran baru 2019/2020,” katanya.

Pada kesempatan ini, UAD juga memberikan 30 box Sembako untuk kaum dhuafa. Selain itu, ada 20 parcel tea set untuk kenang-kenangan bagi keluarga Desa Pucang yang telah menguliahkan anaknya di UAD.

Sri Listiyanti dan Endah Hartuti merupakan alumni UAD yang pertama kali dari Desa Pucang. Keduanya masuk UAD pada tahun 1985 dan meskipun dalam keterbatasan akhirnya keduanya lulus menjadi Sarjana.

Berdasarkan testimoni, Sri Listiyanti dan Endah Hartuti, motivasi kuliah di UAD untuk mendapatkan ilmu yang lebih tinggi dan kesejahteraan sebagai guru. “Waktu itu saya hanya lulusan SPG, menjadi guru SD gajinya sebulan hanya Rp 1.500. Karena itu saya merengek kepada bapak untuk melanjutkan kuliah,” kata Listiyanti.

Disebutkan Listiyanti, untuk membujuk ayahnya, Marsudi ternyata tidak mudah. Sebab pandangan ayahnya masih kolot yaitu perempuan sekolah tinggi-tinggi untuk apa? Namun berkat kegigihannya akhirnya bisa kuliah di UAD tahun1985.

Sementara Wakil Bupati mengatakan kemiskinan masih ada sekitar 18 persen, pengangguran masih tinggi, angka kematian ibu melahirkan juga masih tinggi. Karena itu, penghargaan dari UAD akan menjadi pemantik bagi warga Pucang untuk lebih maju. “Saya berharap pemantik ini bisa memberi motivasi kepada desa-desa lain di Kabupaten Banjarnegara,” harap Syamsudin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *