TI Dibutuhkan untuk Meningkatkan Kesehatan Masyarakat

Prof Hamam Hadi saat menjelaskan tentang anemia pada ibu hamil di FTI UII Yogyakarta, Sabtu (3/11/2018). (foto : heri purwata)

YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Teknologi Informasi (TI) sangat dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan peningkatan kesehatan masyarakat, khususnya ibu hamil. Keberadaan TI dapat mendukung ketertiban ibu hamil mengonsumsi obat sehingga kebutuhan gizi dapat terjamin.

Demikian diungkapkan Prof Dr H Hamam Hadi MS, ScD, SpGK, Rektor Universitas Alma Ata (UAA) Yogyakarta saat menjadi keynote speaker pada Seminar Nasional Informatika Medis (SNIMed) yang ke IX di Kampus Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Sabtu (3/11/2018). Selain Hamam Hadi, seminar juga menampilkan pembicara Boga Hardhana, SSi, MEng dari Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan; Dr Sri Kusumadewi, dosen Magister Teknik Informatika FTI UII; Dewi Susilo, S.Gz, ahli gizi dari RSUI Harapan Anda Tegal, Jawa Tengah.

Bacaan Lainnya

SNIMed digelar Program Studi Magister Teknik Informatika konsentrasi Informatika Medis bekerjasama dengan Rumah Sakit Umum (RSU) Islam Harapan Anda Tegal dan Fakultas Ilmu Komputer Universitas Alma Ata Yogyakarta. Seminar ini bertujuan memberikan pengetahuan tentang aplikasi teknologi informasi dan komunikasi dalam membantu pemecahan masalah di bidang kesehatan, gizi, dan nutrisi.

Lebih lanjut Hamam Hadi menjelaskan proporsi anemia ibu hamil mengalami peningkatan. Tahun 2013 tercatat ada 37,1 persen ibu hamil yang mengalami anemia dan tahun 2018 meningkat menjadi sebanyak 48,9 persen.

Sedangkan berdasarkan usia, ibu hamil yang mengalami animea adalah umur 15-24 tahun ada 86,4 persen, umur 25-34 tahun ada 33,7 persen, umur 35-44 tahun sebesar 33,6 persen, dan umur 45-54 ada sebanyak 24 persen. Bila dilihat dari status sosial, mereka bukan dari keluarga miskin, tetapi keluarga berkecukupan.

“Dulu agar ibu hamil selalu tertib mengonsumsi obat, minta dukungan dari suami. Namun karena suami juga manusia, bisa lupa mengingatkan. Alasan lain, karena obatnya membuat pusing, maka obatnya dibuang,” kata Hamam yang juga pakar gizi ini.

Untuk mengatasi hal tersebut, Hamam memandang perlu adanya dukungan teknologi informasi bagi ibu hamil. Sehingga ibu hamil tertib dalam meminum obat dan dikonsumsi sesuai anjuran dokter, serta tidak mengalami anemia.

Sementara Izzati Muhimmah, ST, MSc, PhD, Ketua Prodi Teknik Informatika Program Magister FTI UII mengatakan SNIMed 2018, sebagai upaya pengembangan keilmuan yang melibatkan bidang Kedokteran, Farmasi dan Teknologi Informasi. Seminar ini mengusung tema ‘Dukungan Teknologi Informasi Untuk Pemecahan Masalah di Bidang Kesehatan dan Gizi.

Latar belakang pemilihan tema, kata Izzati, Indonesia masuk dalam lima besar dunia sebagai negara penyandang gizi buruk dan stunting terbanyak. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia memaparkan tiga aspek yang menjadi penyebab gizi buruk dan stunting. Pertama, rendahnya akses terhadap makanan. Kedua, pola asuh. Ketiga, pelayanan kesehatan.

“Permasalahan gizi buruk dan stunting disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting merupakan akibat dari kekurangan gizi dan menjadi permasalahan yang harus diperhatikan semua pihak,” kata Izzati.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *