Sururi : Potensi Kejahatan Keuangan dengan Teknologi Lebih Membahayakan

Sururi
Sururi, Direktur Politeknik YKPN Yogyakarta. (foto : heri purwata)

YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Drs Sururi, MBA, Ak, CA, Direktur Politeknik YKPN Yogyakarta menandaskan teknologi informasi menawarkan sejumlah keunggulan, terutama dalam manajemen big data akuntansi. Tetapi di balik keunggulan teknologi tersebut terdapat potensi kejahatan keuangan yang jauh lebih membahayakan dibanding kejahatan keuangan konvensional.

Sururi mengemukakan hal tersebut saat memberikan sambutan pada Wisuda Ahli Madya Akuntansi, Sarjana Terapan Akuntansi Perpajakan, di Kampus Politeknik YKPN Yogyakarta, Sabtu (9/3/2024). Politeknik YKPN mewisuda 84 lulusan yang terdiri dari 51 wisudawan D3 Akuntansi dan 33 wisudawan Sarjana Terapan Akuntansi Perpajakan.

Bacaan Lainnya

Lebih lanjut Sururi menjelaskan teknologi tidak bisa menjamin konsistensi validitas input, process, dan output. Sebab sehebat apapun teknologinya akan ada potensi bug, intruder, hacker, fraud, dan beragam bentuk problem teknologi yang lain.

Sururi mengilustrasikan, akuntan dan teknologi informasi dapat diibarat sebagai dokter dan peralatan kedokteran. Peralatan kedokteran tidak akan pernah bisa difungsikan dengan baik jika berada di tangan orang yang tidak terdidik dan terlatih sebagai dokter. Teknologi informasi akuntansi, tidak akan mampu menjalankan fungsinya dengan tepat jika dioperasikan oleh orang yang tidak terlatih dan terdidik dalam bidang akuntansi.

Sururi menandaskan potensi kesalahan (error) dan kecurangan (fraud) dalam bidang keuangan tidak akan pernah hilang dari muka bumi. Meskipun proses pengolahan data keuangan telah menggunakan teknologi informasi akuntansi yang terbaik.

Menurut Sururi, realitas praktik pengelolaan keuangan semacam ini membuat profesi internal auditor, independen auditor, konsultan pajak, auditor BPK, auditor forensik, dan cabang profesi akuntansi yang lain akan selalu dibutuhkan oleh bidang bisnis dan institusi apapun, sampai kapanpun juga.

“Akuntansi dan teknologi informasi memegang peran strategis pada seluruh lini kegiatan organisasi, mulai dari perencanaan, anggaran, realisasi kegiatan, hingga ke laporan pertanggungjawaban. Teknologi informasi sangat membantu akuntan dalam menjalankan peran akuntansinya,” kata Sururi.

Kata Sururi, salah satu cara untuk mencegah kejahatan keuangan yang masif adalah mendidik orang yang bisa menguasai anatomi olah data keuangan dan memiliki etika. “Tanpa peran akuntan, kejahatan melalui teknologi yang skalanya bisa masif, bisa jadi akan menjadi semacam kotak hitam yang tidak bisa difahami dan diinvestigasi bentuk kesalahan dan kecurangan yang ada di dalamnya,” tandas Sururi. (*)