Prof Yudian Wahyudi Gelorakan Tarekat Sunan Anbia

Prof KH Yudian Wahyudi Asmin di ruang kerjanya, Senin (19/8/2019). (foto : heri purwata)

PROF KH YUDIAN WAHYUDI ASMIN  tidak henti-hentinya membuat inovasi. Kali ini Prof Yudian Wahyudi yang juga Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta ini mencipta dan menggelorakan Tarekat Sunan Anbia.

“Tarekat ini ingin mengembalikan Islam secara utuh. Saya menyebutnya Tarekat Eksistensialis Positivis. Tarekat yang ingin menghadirkan surga di dunia, sebelum surga di akherat”, kata Yudian Wahyudi kepada jogpaper.net di ruang kerjanya, Senin (19/8/2019).

Dijelaskan Yudian, dalam sejarah Islam, orang berpendapat lahirnya tasauf dan tarekat itu sebagai kritik atas kebangkrutan moral. Namun Yudian tidak sependapat hipotesa tersebut.

Berdasarkan pendapat orang Barat, ada dua pendapat penyebab kebangkitan Islam. Pendapat pertama, adanya crisis hipotesis. Artinya, Islam bangkit karena ada krisis yaitu kekalahan dari pihak Barat. Pendapat kedua, seperti diungkapkan John O Voll, ilmuwan dari Inggris, Islam bangkit karena ada Dramatic Hipotesis (perubahan dramatis) yang bersifat suddent dan socking (mendadak dan menguncang).

John O Voll, kataYudian, secara militer Islam tidak sedang mengalami kekalahan. Apalagi kemunduran. Islam justru sedang mengalami kejayaan militer pertama dalam sejarah Ummayah yang menyeberang dari luar Jazirah Arab. Pada tahun 711, Ummayah berhasil menaklukan tiga kawasan besar yaitu Andalusia (Spanyol), Asia Tengah dan India.

“Namun kata John O Voll yang lulusan George Town University, orang Ummayah congkak karena menjadi Orang Kaya Baru (OKB). Pakaian yang semula khas Padang Pasir diganti dengan yang menurut mereka bagus seperti orang-orang Romawi. Perilakunya juga berubah dan menimbulkan kecongkakan,” kata Yudian.

Teori John O Voll, kata Yudian, bila dibaca dengan kacamata Islam dan non Islam, terutama Barat, benar. Tetapi kalau dibaca secara internal Islam, tidak benar. Sebab dalam satu kelompok Islam tidak satu.

Karena itu, Yudian mengembangkan Tarekat Sunan Anbia dengan harapan bisa mempersatukan hati umat Islam. “Sunan Anbia itu berasal dari Bahasa Araf, Sunan adalah bentuk jamak dari kata sunnah, sedang Anbia dari kata nabi. Secara keseluruhan sunah para nabi,” katanya.

Tarekat Sunan Anbia, kata Yudian, sudah ia praktekan sejak tahun 1980-an. Namun dirinya baru mendeklarasikan mulai tahun 2015 lalu. Berkat tarekat ini, Yudian berhasil menggapai apa yang dicita-citakan yaitu surga dunia. Di antaranya, berhasil menduduki jabatan Rektor UIN Sunan Kalijaga, mengembangkan pesantren khusus pascasarjana Nawesea, Yayasan Sunan Averos yang mengelola sekolah tingkat SD, SMP dan rencana SLTA.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *