PBMK Bagian Konsep Pelestarian Budaya

Mahasiswa sedang menampilkan wayang kulit pada PBMK di UMY, Selasa (11/10/2016). (foto : istimewa)

Pekan Budaya Masuk Kampus (PBMK) telah digelar di pelataran Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Selasa-Jumat(11-14/10/2016). Berbagai kesenian ditampilkan mahasiswa yang sedang belajar di Yogyakarta. Di antaranya, Festival Dolanan Anak, Lomba Kethoprak Ringkes Anak-anak se-DIY, Panggung Gamelan Anak, Pentas Seni-Budaya Nusantara, Tarian Nusantara, Musik Etnik Nusantara, Workshop, Pentas Seni Lintas Agama dan Keyakinan, serta One Night Jazz.

“PBMK sebagai oportuniti bagus untuk melestarikan budaya di Yogyakarta, sebagai wujud dari konsep budaya Kraton, Kampung dan Kampus (3K),” kata Umar Priyono, Kepala Dinas Kebudayaan Pemda DIY ketika membuka PBMK, Selasa malam (11/10/2016).

Dijelaskan Umar Priyono, konsep budaya 3K meliputi tiga aspek yaitu Kraton, Kampung dan Kampus. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan elemen ke seluruh lapisan masyarakat Yogyakarta.

Lebih lanjut Umar menjelaskan jika potensi budaya yang ada di DIY sangat luar biasa. “Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya komunitas budaya yang dibentuk oleh masyarakat. Seperti Ikatan Mahasiswa yang ada di DIY yang membentuk kegiatan bernama Selendang Sutra,” jelas Umar.

Karena itu, ia berharap peran kampus dalam melestarikan budaya di Yogyakarta. “Kampus sebagai sebuah institusi selalu dinilai sebagai agent of change. Selain sebagai agent of change, maka harusnya kampus juga dapat menjadi agent of culture,” kata Umar.

Selain itu Umar juga berharap Yogyakarta harus selalu pro-culture. Karena dengan meningkatkan kegiatan kebudayaan, juga akan berimbas pada peningkatan pariwisata di Yogyakarta.

Sementara Rektor UMY, Prof Bambang Cipto, MA menyampaikan PBMK dapat mempengaruhi citra kota Yogyakarta. “Kebudayaan merupakan sesuatu yang sangat lembut dan tidak kelihatan, tetapi kita butuhkan. Mudah-mudahan dengan adanya PBMK ini, kita bisa menjadikan kota ini tidak hanya sebagai kota pelajar saja, namun juga bisa menjadi kota budaya yang inovatif dan kreatif,” kata Bambang.

Bambang menambahkan agar merambahnya budaya tidak hanya di Kota Yogyakarta saja, tetapi juga dapat menyebar ke kota lain di wilayah DIY seperti Bantul, Sleman dan lainnya. Adanya PBMK di UMY, Bambang berharap akan memberikan manfaat bagi mahasiswa UMY.

“Dengan adanya kegiatan Pekan Budaya Masuk Kampus, mahasiswa jadi dapat melihat langsung pelaku seni, dan menyaksikan budaya adi luhung yang tampil modern dan mengesankan. Karena yang ditampilkan juga bukan hanya budaya lokal saja, namun juga ada budaya asing, dan empat hari ke depan juga masih banyak kejutan-kejutan penampilan lainnya,” kata Bambang.

Penulis : Heri Purwata

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *